25 + 100 : 4 - 25

32 1 0
                                    

Selalu menjadi option terakhir diberbagai pilihan adalah hal menyakitkan
.
D R E A M
.

•°•°•

"Lo yakin itu ujian tambahan untuk Alexa?" Salah satu alis Edrea menungkik naik, dia bertanya untuk memastikan.

Kayra mengedikkan bahunya, "Entahlah banyak kemungkinan yang bisa jadi alasan."

Alexa membalikkan badan, membelakangi Kayra yang setia menatap lapangan Zokusa dari perpustakaan OC. "Aneh," celetuk Alexa.

"Apanya yang aneh?" Tanya Kayra ikut membalikkan badan walau hanya mendapati punggung Alexa.

"Alleta."

Kayra diam.

"Dia bisa bawa lo keluar dari Zokusa dengan mudah, padahal kita terikat perjanjian kepemilikan Zokusa."

"Dia que —" ucapan Kayra terhenti, teringat sesuatu. "Dia anak pemilik yayasan."

Mata Edrea melebar, hampir keluar. Mulutnya terbuka sempurna, khas orang kaget tak percaya. Badannya berbalik 180° dengan cepat, memastikan Kayra tak salah ucap. "Lo serius?"

Kayra mengangguk.

"Siapa aja yang tau kalau Alleta anak pemilik yayasan?"

Kayra mengedikkan bahunya, tanda tak tahu.

"Lo nggak curiga ke Alleta?" Tanya Edrea membuat Kayra menunggu penjelasan.

"Pemilik yayasan nggak datang di rapat keputusan dan siapa Alleta? Dia anak pemilik yayasan Zokusa, seharusnya dia punya kuasa untuk tidak menerima keputusan itu. Dia hanya sedikit menentang dengan celah baru, justru dia membawa kita semakin jauh ke rencana yang dia susun sendiri. Selama ini kita semua menganggap bahwa Gracia yang paling tau banyak tentang Zokusa. Di sisi lain seharusnya Alleta yang punya banyak informasi, bukan Gracia. Gue rasa, dia menyembunyikan sesuatu atau justru membuat rencana yang kita semua sama sekali nggak tau. Bisa aja dia berencaba menjebak kita."

Kayra diam, mencerna ucapan Edrea. "Untuk apa dia ngelakuin itu?"

"Sebelum kita masuk, orangtua udah lebih dahulu menandatangani perjanjian terkait denda jika ada yang berani menentang keputusan final. Gue nggak tau pasti dendanya berapa, yang pasti besar banget. Saat lo cerita ke tante Yemima, dia berusaha memberi perspektif baik bahwa itu ujian tambahan untuk Alexa supaya lo ga bertindak lebih jauh. Gue yakin tante berusaha melindungi lo, karena dia tau hal-hal buruk apa yang akan terjadi kalau rencana ini diteruskan. Lo ingat ucapan kak Ann waktu itu? Alleta itu dambaan para guru, mungkin aja untuk menjilat ke pemilik yayasan. Masalah ini nggak akan serumit itu kalau Alleta bisa bujuk mamanya."

Kayra menggeleng. "Malam itu gue dengar dengan telinga gue sendiri kalau Pak Nando nggak akan menerima anak dengan kapasitas rendah saat kejadian di penginapan. Alleta genius, Dre, jadi wajar aja dia jadi dambaan para guru. Dan gue rasa Alleta ngebantu gue pure sebagai permintaan maaf atas permasalahan waktu itu. "

Edrea berdecak, "Apa yang diharapan perempuan sesempurna Alleta dari lo?"

Kayra berdiri, "Nggak ada, karena itu gue yakin dia tulus."

"Lo bodoh banget si, Kay!" omel Edrea tak tahan dengan berbagai jawaban Kayra.

"Loh, kok lo jadi ngerendahin gue?!"

"Gue bukan ngerendahin lo, tapi ini cela dari permasalahan ini, Kay." ucap Edrea hampir menyerah.

"Seperti yang gue bilang di awal, Dre. Banyak kemungkinan alasan kenapa hal ini bisa terjadi, tapi belum tentu yang semua lo ucapin itu benar. Kita nggak bisa bertindak sendiri, apalagi kita udah masuk dalam sebuah tim. Kalau arah kita beda, kita nggak akan bisa kasih perlawanan. Saat ini kita cuma perlu dua hal, kerja sama dan kepercayaan. Jadi, jangan merusak dua hal itu karna stigma negatif dari diri lo."

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang