-249° C = ... K

130 12 0
                                    

Menjadi bahagia adalah tentang bagaimana cara berpikir dan sudut pandangmu
~Marcus Aurelius~
.
.
.

•°•°•

•Bahagia Itu Pilihan•

Ini kali pertama Alexa menginjakkan kaki di kantin reguler. Kantin tersebut sangat besar. Warna putih yang mendominasi memberikan kesan steril. Ada konter pemesanan dan pembayaran yang terbentang panjang di satu sisi, berdekatan dengan partisi aluminium yang memisahkan ruang publik dan dapur.

Aroma berbagai makanan lezat mengambang di udara, menyelusup ke dalam hidung dan membuat perut Alexa keroncongan. Menu-menu yang tersedia hari ini ditampilkan di beberapa monitor. Kantin tersebut sangat ramai, banyak sekali orang yang berlalu-lalang untuk memesan dan mengambil makanan. Orang-orang sudah duduk di meja sembari menyantap makan siang. Semuanya berkelompok, kecuali Alexa.

Alexa mengantre di salah satu konter pemesanan, matanya membidik menu dimsum yang ada di monitor. Setelah tiga orang di depannya selesai, Alexa memesan dimsum udang dan kembali mengantre dibagian pengambilan makanan. Ketika pesanannya datang, ia kebingungan harus mengambil tempat di mana, semua terisi penuh kecuali satu meja yang ada di tengah kantin. Alexa menghembus napas pasrah dan membawa makanannya ke meja tersebut.

"Andai gue nggak hapus jawaban saat itu, pasti sekarang gue lagi makan bareng anggota OC," ringis Alexa dalam hati dan mulai memakan dimsumnya.

Masih sekitar tiga suap, seorang gadis dengan tiga temannya datang ke meja Alexa. "Wah wah ada anak beasiswa yang kalah olimpiade nih," ucap siswi itu membuat ketiga temanya tertawa.

Sepersekian detik Alexa menatap datar siswi itu, lalu makan tak memperdulikannya.

"Duh duh kok diam. Malu ya?" Siswi itu belum puas.

Alexa hanya tersenyum masih tak mau menjawab.

"Kayanya dia nggak tau lo siapa deh," ucap salah satu teman siswi itu membuat dia melotot dan menarik dagu Alexa.

"Lo nggak tau siapa gue?"

Alexa menepis tangannya, masih dengan senyuman. "Siapa sih yang nggak kenal Aubrey, anak donatur major —" jawab Alexa menggantung membuat Aubrey tersenyum bangga.

"Yang keterima di Zokusa jalur uang karna nilainya jauh dibawah rata-rata," Alexa berucap santai, kali ini menatap mata Aubrey.

Wajah Aubrey berubah masam, pipinya merah padam. "Apa lo bilang?!"

"Aduh sayang banget, selain kurang berisi lo budek juga?" tanya Alexa balik.

"Brengsek." Aubrey menarik Alexa ke tengah-tengah membuat semua orang heboh mengelilingi mereka.

Aubrey memposisikan Alexa berdiri tepat di hadapannya. "Bilang sekali lagi!"

"Lo mau diulang bagian mana? Kurang berisi atau budek?"

"Dasar miskin!" Aubrey murka, ia mendorong Alexa hingga jatuh. Aubrey sangat marah, ia mendekat dan menyesuaikan posisi dengan Alexa, menatap nyalang lalu menampar dengan sangat cepat membuat orang-orang histeris.

"Hebat lo begitu?" tanya Derrent yang tiba-tiba datang bersama seluruh anggota OC.

Aubrey terkejut bukan main. Ia mundur, terdiam kikuk. Bukan hanya dia, seluruh orang yang ada di sana pun terkejut melihat seluruh anggota OC yang mengenakan atribut reguler. Semua bubar tanpa harus diberitahu.
Begitu juga dengan Aubrey, alih-alih meminta maaf ia mencoba untuk kabur. Namun, Gracia berhasil menariknya dari antara ketiga temannya.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang