16<x<18

238 50 11
                                    

Dekap kuat impian mu dan perjuangkan semampu mu. Lapang kan dada hingga mental pemenang tumbuh setangguh pusaka.
.
.
.


Hilang•

"Alexa!" panggil Anita membuat si empunya nama menoleh.

"Ada apa kak?"

"Kamu ditunggu Pak Nando di ruang pertemuan."

Neuron Kayra menangkap respon yang berbeda, ia berhenti mendadak membuat Edrea menabraknya secara tidak sengaja. Edrea sibuk mengeluh dan mengelus hidungnya yang sakit, sementara Kayra berbalik mendekati Alexa yang kini mematung.

"Kenapa kak?" kali ini Kayra yang bertanya.

Anita mengedikkan bahunya, "Pak Nando cuma ngirim pesan minta Alexa ke ruang pertemuan."

Merasakan kebisuan di sisinya, Kayra menepuk pundak Alexa. Meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. "Semua akan baik-baik aja."

Alexa mengangguk dan tersenyum lantas pergi.

Kayra memperhatikan punggung Alexa yang terus menjauh ke dalam penginapan. Punggung itu menghilang dari pandangannya membuat Kayra membuang muka. Duduk dengan tidak tenang. Ia khawatir. Pembicaraan di telepon itu, ada alasan yang kuat Alexa akan terdepak keluar dari OC.

•°•°•

Ruang pertemuan.

Alexa menarik dan membuang napas singkat. Bayangan wajah Kayra yang meyakinkan nya sedikit mengurangi rasa takut. Kepalan tangannya mengetuk pintu ruangan itu. Kemudian, masuk dengan kepala menunduk.

"Selama malam pak," salam Alexa.

"Malam. Bagaimana keadaanmu?"

Suara berat Pak Nando membuat Alexa sedikit gemetar, takut. Apalagi berhadapan langsung menatap kedua bola matanya.

"Baik pak."

"Bukan fisikmu, mental, mungkin?" tanya Pak Nando lagi.

Alexa memaksakan senyum. "Tak sebaik yang terlihat."

"Duduk!" Pak Nando menunjuk sofa di depannya.

Alexa duduk dengan tertunduk. Berusaha bersikap setenang mungkin, meski hati ingin segera pergi dari tempat itu.

"Ingat yang saya katakan kalian selalu diawasi? Cataegiatan dan aktifitas belajar serta

kamu sudah membanggakan Alexa, angkat kepala mu," titahnya.

Alexa menyeka air matanya, mengangkat kepala. Menatap pria di depannya ragu.

"Maaf pak,"

"Tidak perlu minta maaf pada saya, minta maaf lah pada diri yang telah kamu tipu dan bohongi."

Pak Nando mengambil sebuah kertas yang diselipkan di sudut sofa. Memberikannya pada Alexa.

"Hasil simulasi kamu ada di atas Fathur, walau hanya dengan selisih dua angka. Saya yakin itu bukan keberuntungan, tapi progres kamu yang sangat besar. Saya orang pertama yang memperkirakan kamu mendapat emas dan juga orang pertama yang terlempar jauh saat mendengar nama kamu diposisi ke empat."

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang