Ravendra Alaskar
| BERISIK, ANJING!

Anggara Satria
| ASIK NGEGAS!

Kanaya Mayla
| @Ravendra Alaskar lagian keyboard lo gak ada huruf vokalnya apa?

Ravendra Alaskar
| G.

Bu Rinaiiii
| @Ravendra Alaskar jaga ketikanmu!

Aldo Arvardi
| HA-HA-HA ANJING MAMPUS LO, RAV!

Bu Rinaiiii
| Raven dan Aldo besok datang ke ruangan Ibu!

Jeva sudah tidak lagi mempedulikan chat apalagi yang masuk ke grup kelasnya. Sudah tidak ada yang penting lagi.

Laki-laki itu mengarahkan pandangannya ke arah dapur, di sana ada ibunya yang sedang mencuci piring sembari menggendong seorang anak kecil yang kira-kira usianya baru satu setengah tahun.

Melihat itu membuat Jeva tidak tega.

"Bun," panggilnya sembari mendekati Bundanya—Nita.

"Iya. Ada apa, Jeva?" sahut Ibu bertanya.

"Bunda jangan kerja lagi."

Jeva menduselkan wajahnya ke pundak Bunda tanpa malu walau diperhatikan oleh anak kecil yang ada di gendongan Bunda.

"Terus kalau Bunda gak kerja kamu mau makan apa, Jeva? Jenita juga masih kecil, dia masih butuh uang banyak buat biaya sekolahnya. Jenita juga lagi senang-senangnya jajan kayak teman-temannya yang lain. Bunda harus giat kerjanya, bukannya malah berhenti kerja," jawab Bunda.

Jeva mencubit pipi anak perempuan di gendongan Bunda. Nama anak itu ialah Beryl, dia anak dari majikan Bunda.

Jeva mengambil alih Beryl dari gendongan Bunda. Ia mendudukkan anak perempuan itu di atas meja makan dan dia sendiri duduk di kursi.

Mengajak ngobrol Beryl sudah menjadi kebiasaan Jeva saat di rumah.

Majikan Bunda—orang tua Beryl—sedang pergi ke luar negeri untuk waktu satu bulan. Sebenarnya Bunda ini hanya asisten rumah tangga, tapi majikannya itu sekalian menitip Beryl pada Bunda.

Majikan Bunda juga menyuruh Bunda, Jeva, dan Jenita untuk tinggal di rumah bak istana itu. Tapi, Bunda menolaknya. Tidak enak jika harus tinggal di sana padahal si pemilik rumah sedang tidak ada. Takut ada sesuatu yang hilang nanti Bunda harus mengganti. Lagian Bunda dapat uang dari mana jika iya harus mengganti barang yang hilang dari rumah itu? Pasti harga barang itu sangat mahal.

"Dengan kamu yang dapat beasiswa semenjak SMP aja itu udah cukup ngeringanin beban Bunda, Jeva. Ya walaupun waktu SMP kamu harus pergi jauh dari Bunda buat sementara waktu. Udah, gak perlu dipikirkan. Mending sekarang kamu ajak Beryl buat jemput Jenita di rumah temannya," titah Bunda sembari menyerahkan soft structure carrier dan sekaligus memasangkannya di tubuh Jeva.

Laki-laki itu tak bisa membantah perintah Bunda. Apalagi tatkala Bunda sudah memasukkan Beryl ke dalam gendongan.

"Di rumah Netta ya, Jev." Bunda mengingatkan Jeva.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now