BuBab 31 : Fuck you!

13.1K 1.5K 450
                                    

Hiii!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hiii!!

Gimana puasanya?
Masih full? Lancar kan?

Yukk absenn kalian baca ini jalur apaaa!!
Tiktok? Ig? Rekomendasi Wattpad? Cari-cari sendiri? Dikasi tau temen?

Komen di setiap paragraf yu pren
Biar keliatan mengkerennn (^^)

______________________

Tidak semua orang menyukaiku,
tapi tidak semua orang penting
bagiku

- Anonim

_______________________


"Hmm?"

"Kami menemukan racun yang masih tertempel di salah satu gelas. Mungkin itu gelas yang digunakan almarhum. Tapi, botol racun masih belum ditemukan."

"Bagaimana dengan sidik jari?"

Sasa yang mendengar pembicaraan itu ada kaitannya dengan kasus opa, dia pun menyuruh Kenan me loud speaker telpon tersebut dan dituruti Kenan.

"Ah iya. Ada beberapa sidik jari. Dan salah satunya ada sidik jari ..."

"Sidik jari?"

"Terdapat sidik jari Bu Cia."

Kenan dan Sasa saling tatap. Mereka sudah tidak kaget lagi, karena memang dari awal dugaan mereka adalah wanita itu.

"Baik. Terima kasih."

Tutt

"Yang menjadi pertanyaannya, bagaimana wanita jahanam itu masuk ke dapurnya? Sedangkan dia datang paling akhir," cetus Kenan.

Sasa terlihat berpikir. Entah kenapa ini menjadi semakin rumit. "Bisa aja kan dia datang awal. Dan mungkin aja pake orang dalam. Gue yakin kalau wanita jahanam itu manfaatin maid atau bodyguard disini, termasuk yang namanya Mina itu."

"Tapi ada yang mengganjal di pikiran gue. Siapa cia sebenarnya? Dan apa hubungannya cia sama Belva di keluarga Robert." Sasa melirik Kenan. Gadis itu yakin dan sangat yakin, Kenan mengetahui jawaban atas pertanyaannya ini.

Kenan yang merasa ditatap hanya mengendikkan bahu acuh. "Lebih baik kita pulang. Sekarang sudah jam sembilan malam."

•───────────────────•

"Good morning!!" sapa Sasa dengan senyuman manis pada keluarga Robert.

Di meja makan sudah lengkap dengan keluarga Robert, bahkan Elvan dan Hendrik juga ikut bergabung.

"Morning too sayang."

"Sini, duduk sebelah abang," titah steff seraya menepuk kursi kosong di sebelah kanannya. Sasa menurutinya.

I'm Sasa (ON GOING)Where stories live. Discover now