DUA PULUH EMPAT

9K 876 7
                                    

Hai guys ❤

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI, KARENA SETIAP UPDATE BARU AKAN KU UMUMIN DI WALL BIAR KALIAN GAK KETINGGALAN :)

YANG MAMPIR JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAH :)

¤▪︎▪︎▪︎¤

"
Tidak ada orang-orang yang akan menetap dalam hidup, antara mereka melewati kita atau kita melewati mereka. Itu adalah hukum alam.

"

_____

¤▪︎▪︎▪︎¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤▪︎▪︎▪︎¤

"Maaf yah Mbak repotin kamu."

Nataline buru-buru menggelengkan kepalanya, melebihi dirinya pasti Raina lebih repot lagi. Dia harus mengurus segalanya dan menata ulang lagi bahan-bahan yang Januar kerjakan.

Di saat seperti itu pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan sosok yang kemarin cukup menghebohkan satu kantor.

Januar berdiri disana dengan tampilan yang berbeda dari biasanya. Rambutnya yang turun kini lebih rapih di keataskan, laki-laki itu juga memakai jas seperti yang Angkasa pakai.

"Aku ganggu yah." Laki-laki itu menampilkan wajah ramahnya kemudian mendekati kedua wanita itu.

Nataline hanya bisa menatap laki-laki itu tanpa berkata apapun, dia tidak punya topik untuk di tanyakan kepada Januar. Lebih tepatnya dia tidak tau harus memulainya dari mana kalau saja Raina tidak membuka suaranya lebih dulu.

"Apa kabar?" ucap Raina.

Wanita itu tersenyum ramah seakan tidak terjadi apapun.

Mata Januar berkaca-kaca mendengar sapaan dari Raina. "Baik Mbak," sebenarnya laki-laki itu ingin berkata kalau dia tidak baik-baik saja.

Namun dia tidak ingin terlihat lemah oleh mereka yang ada di dekatnya.

"Januar kamu mau pindah?" tanya Nataline.

Laki-laki itu mengangguk-kan kepalanya. "Maaf yah aku ngerepotin kalian. Terimakasih juga karena telah ada di tim ini, aku belajar banyak dari kalian terutama Mbak Raina."

Mata Nataline berkaca-kaca, harusnya tidak seperti ini. Dunia pekerjaan memang sangatlah kejam, orang-orang akan datang bersemangat kemudian pergi tanpa di duga. Hal seperti ini harusnya sudah menjadi hal biasa, karenanya tidak baik menaruh harapan untuk orang-orang yang hanya akan melewati kita saja dan akan kita tinggalkan.

"Terimakasih juga atas kerja kerasmu selama ini." kata Raina.

Januar mengangguk kemudian berjalan kearah meja. Dia bermaksud akan membereskan barang-barang itu dan segera pergi dari sana.

"Aku bantu." Nataline tersenyum.

Mereka berdua pun tampak sibuk membereskan barang-barang Januar. Sementara Raina hanya bisa menatap keduannya.

ME AFTER YOU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang