DUA PULUH

11.2K 1K 7
                                    

Hai guys ❤

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI, KARENA SETIAP UPDATE BARU AKAN KU UMUMIN DI WALL BIAR KALIAN GAK KETINGGALAN :)

YANG MAMPIR JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAH :)

¤▪︎▪︎▪︎¤

"
Saat masalah datang, orang yang bijak akan menanggapinya dengan pemikiran bukan hati.

"

_____

¤▪︎▪︎▪︎¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤▪︎▪︎▪︎¤

Angkasa berdiri di depan cermin dengan tegak dan hanya melihat wajahnya itu sedari tadi.

Tangannya terulur memegang bibirnya dengan lembut. Sekelebat bayangan terus berputar di otaknya, dia mencium Nataline.

Dia benar-bener menyatukan bibir mereka dan semenjak Angkasa pulang bohong jika laki-laki itu tidak salah tingkah. Nataline tidak berbicara apapun kepadanya tadi, bahkan wanita itu tidak kembali mengabarinya.

Angkasa dengan cepat kembali ke ranjangnya dan mencari ponsel pintar miliknya.

Angkasa : "Sudah tidur?"

Sambil menarik napas laki-laki itu buru-buru menekan tombol kirim. Rasanya jantungnya saat ini berdebar dengan sangat kencang, Angkasa tidak pernah merasakan hal itu.

Laki-laki itu menyimpan ponsel di dadanya menunggu balasan dari Nataline sambil memejamkan matanya.

Drttt....

Ponselnya bergetar, itu benar-benar bergetar membuat Angkasa sontak membuka matanya terkejut.

"Dia menelpon," gumamnya dengan cepat melihat layar di ponselnya itu.

Januar!

Nama yang tertera di ponsel Angkasa entah mengapa membuat laki-laki itu sedikit kecewa.

"Kenapa?" tanya Angkasa tanpa basa-basi lagi langsung menanyakan apa maksud dari Januar yang menelponnya di malam seperti ini.

"Halo, dengan Kakak nya Tuan Januar?"

Suara pria asing terdengar dari ponsel itu, Angkasa pun bingung bahkan sempat mengecek kembali apa itu benar-benar Januar yang menelpon.

"Iyah ini siapa yah?"

"Tuan Januar sekarang ada di Kelab kami dan sepertinya sedang mabuk berat, bisakah anda menjemputnya?"

Angkasa membelalakan matanya, sebenarnya apa yang anak itu lakukan sekarang. Dengan keadaan seperti itu sangat bahaya bagi keberadaan Januar sendiri.

"Baiklah saya kesana sekarang, kirim alamatnya ke nomor saya."

Angkasa sebenarnya malas. Namun dengan cepat laki-laki itu berdiri dari tidurnya dan berjalan untuk mengambil jaket dan segera pergi dari sana.

ME AFTER YOU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang