•27• Zigospora

Start from the beginning
                                    

"Aku sekarang mengerti, Kei."

"Oh ya, kenapa sekolah favorit itu membuka pendaftaran di pertengahan semester seperti ini?" tanya Keiko.

"Aku tidak tahu, Kei," jawab Reina menggeleng pelan.

Liora mengerjapkan matanya pelan. Sekarang ia tahu jawabannya. Ternyata mereka membicarakan soal sekolahnya.

"Alasannya?"

"Freeza udah dorong Rendra dari lantai lima. Rendra meninggal. Sebelum ngedorong Rendra, Freeza juga sempat mukul Jayden habis-habisan sampai Jayden lemah. Ditambah penyakit dia juga tiba-tiba kambuh. Jayden koma, Li. And finally ... Pak Pandu minta pertanggungjawaban ke sekolah. Kedengaran gak masuk akal emang," cerita Graysia dengan cara berbisik tepat di telinga Liora.

Di dalam kelas ada beberapa murid baru yang belum mengetahui alasan yang sebenarnya. Jadi Graysia memilih untuk berbisik pelan.

"WHAT?!"

"Itu masih belum selesai, Li." Suara Anelis yang berdiri di samping Liora membuat Liora menolehkan kepalanya secara sempurna. "Pak Pandu minta kalau SGG buka pendaftaran penerimaan siswa baru. Dia pikir Wirdzone ngelakuin ini karena mereka iri sama anak-anak yang berhasil masuk SGG sedangkan mereka enggak. Jadi Pak Pandu minta hal itu ke Mrs. Kimberly. Ibu Kepsek itu sialnya setuju tanpa pikir panjang. Dan tanpa diskusi sama sekali. Mrs. Kimberly juga nerima anak-anak Wirdzone angkatan dua belas di SGG tanpa tes," tambah Anelis.

Gadis itu juga berbisik, sama seperti yang dilakukan Graysia.

"Damn it!" Liora mengumpat pelan.

Siapa pun yang mendengar cerita di balik SGG yang membuka penerimaan siswa baru pasti akan mengumpat seperti yang Liora lakukan.

Apalagi Kepala Sekolah dari SMA Renvarica itu. Sangat-sangat memaksa.

"But, wait ... take a decision without discussion?"

Yang lainnya mengangguk membenarkan. Itu membuat Liora naik darah. Ia menggerakkan giginya lantas menggebrak meja yang ada di barisan paling depan.

"PARAH BANGET EMANG! GUE HARUS BILANG KE PAPAH!" putus Liora berteriak.

Liora berlari keluar dari kelas membuat teman-temannya menatap bingung. Apalagi untuk para murid baru yang belum sempat berkenalan dengan Liora.

"LIO!"

Teriakan seseorang di koridor membuat langkah Liora terpaksa terhenti. Dia balik kanan, melihat wajah orang yang memanggilnya membuat Liora menghela napas.

"Ada apa?" tanya Liora sebelum orang itu mengatakan hal apa yang ingin dikatakannya.

Grace Natalie-teman Liora saat bersekolah di Australia.

"Kompetisi lo gimana? Menang, 'kan? Pasti dong, ya? Gue senang banget deh teman gue bisa ngewakilin negara kayak gini." Dari raut wajah Grace terlihat kalau gadis itu benar-benar kagum dan bangga kepada Liora.

"Gak penting banget sih lo. Lo pikir gue gak punya urusan yang lebih penting daripada ngeladenin lo apa ya? Jauh-jauh lo dari gue, dasar kuman!" hina Liora tanpa menyaring ucapannya.

Sebelumnya Liora tidak pernah berkata kasar seperti ini kepada Grace, dan lihat saja, gadis keturunan asli Australia itu menatap nanar punggung Liora yang perlahan menjauh hingga tak terlihat lagi oleh pandangannya.

Di parkiran, Liora melihat ada Jekan yang berdiri di samping mobilnya. Seolah mengerti dengan raut wajah yang Liora tampilkan membuat pemuda itu sesegera mungkin membukakan pintu untuk majikannya.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now