01. SEMALAM

547 56 40
                                    

"Tidak ada hal yang mustahil. Serta tidak semua kejadian bisa di tebak ataupun memberikan tanda-tanda. Terkadang mereka , datang secara tiba-tiba"

- Tentang Kasta -

-•-•-•-•-


Zavira memasuki gerbang sekolahnya. Seperti biasa tidak ada hal yang istimewa, namun pagi ini gerbang memang lebih ramai dari biasanya. "Ada apa sih kok rame bener?" monolognya.

Banyak siswi yang berdiri di area gerbang layaknya menunggu seseorang. Aneh, biasanya gerbang selalu sepi jika pagi hari. Mereka hanya melewati gerbang saja. Lalu, sebuah mobil berlogo kuda dengan obsidian hitam berhenti dibelakang Zavira. Zavira pun menoleh kebelakang.

Seorang laki-laki dengan seragam SMA Rigatha turun dari mobil tersebut. Dia, Melvino Dewangga Garenza. Laki-laki seumuran Zavira yang selalu menjadi pusat perhatian karna paras tampan dan prestasinya.

"Minggir," bisik seseorang pada Zavira.

Zavira tersadar dari lamunannya dan segera menepi. Melvin berjalan menuju kelasnya, pekikan para siswi-siswi terdengar sangat jelas. Namun, Melvin tidak mengindahkan itu. Melvin berjalan lurus ke depan seolah tak ada apa-apa, padahal jelas di sana sangat ramai membicarakan dirinya.

Zavira yang juga tidak peduli pun melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Zavira duduk di kursinya. Ia memilih untuk membaca sebuah novel. Zavira tidak memiliki sahabat atau teman dekat di sekolah ini, karna sahabatnya sekolah di SMA lain.

Bel istirahat berbunyi. Saat Zavira hendak pergi ke kantin, kelas sebelah terlihat sangat ramai. Zavira menelisik, benar saja ramai ternyata Melvin berada di kelas itu. Gadis itu kini duduk di meja kantin. Baru saja selesai memakan siomay nya seseorang menepuk pundak Zavira.

"Heh! Zavira kan? Lo dipanggil bu Ina di ruang guru," ucap gadis yang di ketahui bernama Raisa.

"Oh iya makasih, ya," ucap Zavira tersenyum manis.

Zavira pun segera menuju ruang guru untuk menemui bu Ina. "Permisi, mau ketemu Bu Ina," ucap Zavira pada penjaga yang berada di ambang pintu.

"Oh, silahkan silahkan," ucap penjaga itu ramah.

Penjaga dan para guru tak asing lagi dengan Zavira. Selain pintar, Zavira juga sering dimintai tolong oleh para guru karena Zavira penurut dan dapat di percaya. Zavira sendiri juga tidak keberatan, dia ikhlas membantu orang lain. Karakter Zavira membuat orang-orang nyaman berada di sekitarnya.

"Zavira, ibu minta tolong antar kan buku-buku ini ke kelas 11 MIPA 3 ya?" ucap Bu Ina meminta tolong.

"Oh, baik Bu akan saya antar. Ibu tidak masuk ke kelas?" tanya Zavira.

"Tidak Zavira, anak Ibu demam jadi Ibu harus pulang," ucap Bu Ina.

"Astagfirullah, semoga putranya cepat sembuh ya, Bu. Saya akan antar kan buku ini," ucap Zavira.

"Iya, terimavkasih ya, Zavira. Terima kasih banyak," ucap Bu Ina.

"Iya, Bu sama-sama, saya permisi," ucap Zavira.

Seperti yang diperintahkan Zavira berjalan menuju kelas 11 MIPA 3 untuk mengantarkan buku. Kelas tersebut berada di sebelah kelas Zavira, 11 MIPA 2.

Kelas tersebut sangat ramai karena ada Melvin di sana. Banyak siswi yang bermain di dekat sana untuk mencari perhatian Melvin. Aturannya tidak ada yang minta berpotret bersama atau meminta tanda tangan atau hal lainnya di sekolah, karna itu mengganggu belajar Melvin.

Zavira memasuki kelas tersebut meski ragu karna sangat ramai. Zavira membelah keramaian di koridor kelas tersebut.

"Permisi?" ucap Zavira di ambang pintu.

Tentang Kasta [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora