Tone 9

908 82 37
                                    

WARNING ‼️ CERITA 21+, DIMANA TERDAPAT ADEGAN DEWASA DI DALAM CHAPTER INI YANG HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI YANG SUDAH DEWASA!

🔞

🎶

Mikasa mengerang dalam tidurnya saat ia merasakan tubuhnya tertindih sesuatu yang berat, matanya begitu sulit untuk terbuka namun ia bisa merasakan sesuatu  lembek dan basah menyapu kedua dadanya.

"Ngghh..." Mikasa melenguh begitu merasakan sesuatu keras memasuki tubuhnya di bawah sana.

Gerakan  perlahan masih mampu membuat tubuh Mikasa berguncang,  hingga ia mulai membuka kelopak matanya yang berat dan mendapati wajah tampan Levi bergairah diatasnya.

"Astagahh... Levihhh..." Suara Mikasa terdengar serak efek dari di paksa bangun tidur.

Tangan Mikasa mencengkeram sprei hingga kusut begitu gerakan Levi semakin cepat dan sembrono, bahkan kedua tangan Levi tak tinggal diam dengan tangan kiri meremasi dada Mikasa dan tangan kanan mulai berani memasuki mulut Mikasa.

Mulut Mikasa yang tersumpal jemari Levi di dalamnya hanya bisa pasrah saat tak bisa lagi mengucapkan nada protes. Entah sejak kapan Levi mulai menggerayangi tubuhnya hingga berakhir seperti ini, tapi seingat Mikasa mereka sudah bercinta sebelum tidur dan kini begitu Mikasa melirik jam dinding ia hanya bisa mengumpat dalam hati saat melihat jarum jam antik itu yang menunjuk angka tiga dini hari.

.
.
.
.
.

*
.
.
.
.
.

   Matahari sudah mulai bercahaya ketika Mikasa keluar kamar lengkap dengan baju seragam kerjanya, wajahnya meringis menahan rasa sakit di area selakangan, bahkan saat buang air kecil Mikasa tak tahan dengan rasa sakitnya seakan daerah sensitif itu telah robek.

Padahal Mikasa baru semalam tinggal di rumah ini bersama Levi, namun ia sudah merasakan dampak buruk bagi tubuhnya akibat melayani kegilaan penyanyi bersuara emas itu.

Petikan suara gitar yang merdu menyambut Mikasa begitu ia keluar dari kamar, suara merdu Levi menggiring langkah kaki Mikasa berjalan menuju sumber suara tersebut.

Mikasa menyandarkan bahunya di kusen pintu melihat Levi memainkan gitar dan bernyanyi di pagi hari pada sebuah ruangan yang di desain begitu indah, sungguh ini sangat menyenangkan bagi Mikasa. Levi memiliki suara emas ketika bernyanyi hingga membuat Mikasa tergila-gila padanya semenjak dulu, tapi suara emas itu begitu berbeda ketika Levi mengerang, mendesah dan memanggil namanya.

Merasa di perhatikan membuat Levi melemparkan pandangan pada Mikasa yang tersenyum di pintu.

"Aku... Mencintaimu..." Levi masih bernyanyi seraya memandangi Mikasa.

"Entah perasaan ini datang sejak kapan? Yang aku tahu, aku begitu mendambamu..."  Lanjutan lirik yang dinyanyikan Levi membuat Mikasa berpikir untuk siapa lagu itu tercurahkan.

"Hanya dirimu... Untuk saat ini dan seterusnya.." Levi menghentikan lirik terakhirnya, kemudian di susul petikan gitar yang ikut berhenti pada note terakhir.

Mikasa berjalan menghampiri Levi yang masih menatapnya, setelah meletakkan gitar Levi merentangkan tangan menyambut Mikasa dalam pangkuannya.

Song For...Where stories live. Discover now