Tone 3

2.2K 191 83
                                    

(warning ‼️ fanfiction 21+)

🎶

"Aku berada di hotel biasa kita bertemu." Jawab Levi setelah mendengar pertanyaan Petra dari seberang telepon.

"Kau sudah di perjalanan?" Levi mendecih mendengar pengakuan Petra jika wanita itu ternyata sudah berada di sekitar hotel ini.

"Terserah kau saja." Setelah mengatakan itu Levi memutuskan sambungan telepon.


Levi terdiam, tanpa bisa dicegah olehnya ia mulai membayangkan saat Petra memasuki kamar ini dan melihat keberadaan Mikasa. Pasti Levi akan tersenyum melihat ekspresi wajah Petra yang menggelap, mungkin ia bisa merasakan nikmatnya balas dendam.

Mikasa keluar dari kamar mandi tergesa-gesa, dengan cepat Mikasa menyambar tas miliknya dan menghampiri laki-laki yang menghuni tempat tidur lalu menengadahkan tangan meminta bayarannya pada Levi. Ia terlihat seperti seorang buron yang dikepung oleh polisi membuat Levi menatapnya kesal.

"Tidakkah kau tinggal lebih lama lagi disini?" Melihat kondisi Mikasa sepertinya balas dendam yang Levi bayangkan tidak akan terwujud.

"Aku juga memiliki kesibukan lain, tidak hanya memberimu selakangan."

Mau tak mau Levi harus mengalah dengan kekeras kepalaan Mikasa, ia mengambil cek di saku jas miliknya dan menuliskan nominal uang di selembaran cek tersebut yang disertai tanda tangan darinya. Mikasa tersenyum lebar menerima cek tersebut, jumlahnya sangat banyak bila dibandingkan dengan durasi setengah jam.

"Seratus juta?" Mikasa menatap cek tersebut dengan wajah berbinar.

"Anggap saja sisanya sebagai upah kerja lemburmu."

"Terima kasih."  Mikasa menaiki ranjang tempat tidur, merangkak dan meraih bibir Levi.

Awalnya Mikasa hanya berniat memberikan kecupan, namun sepertinya Levi tak menginginkan selesai semudah itu disaat ia semakin menekan tengkuk Mikasa untuk memperdalam ciumannya. Mikasa mendorong dada Levi membuat ciuman itu terlepas.

"Aku akan terlambat, astaga!" Gerutu Mikasa dengan melepaskan diri dari Levi dan terburu-buru keluar kamar.

Levi menyunggingkan senyumnya melihat tingkah Mikasa yang menggemaskan, membuat ia semakin betah berlama-lama menghabiskan waktu bersama wanita mata duitan itu.

Langkah kaki Mikasa berjalan cepat untuk keluar dari area hotel, namun saat di lobi hotel mata Mikasa menangkap sosok wanita tak asing yang kini berjalan berlawanan arah dengannya begitu ia hendak mencapai pintu keluar, Mikasa menunduk menyembunyikan wajah begitu mereka berpapasan, langkah kaki Mikasa terhenti lalu menoleh ke arah wanita berambut karamel sebahu yang berjalan menjauhinya. Meskipun wajah wanita itu tertutupi oleh kacamata hitam yang lebar, namun Mikasa tak sebodoh itu untuk mengenali sosoknya.

Petra Ral, adalah seorang aktris dunia hiburan yang namanya tak akan asing bagi seantero negeri, dimana wanita muda berbakat itu sering membintangi film layar lebar dan menuai kesuksesan. Mikasa menatap punggung Petra, memorinya mengingat rumor yang pernah beredar santer jika aktris cantik itu memiliki hubungan khusus dengan Levi.

Mikasa menduga wanita itu kemari untuk bertemu dengan Levi, membuat Mikasa tanpa sadar mencengkeram tas miliknya saat ia merasakan panas yang tiba-tiba melanda hati.

"Ayolah Mikasa, itu bukan urusanmu!" Gumamnya menyadarkan diri sendiri.

Kembali Mikasa melangkahkan kakinya, dan tak menoleh kebelakang lagi dimana ia merasa lebih baik menjauh dan tak lagi berurusan dengan mereka. Meskipun dalam hati Mikasa mengetahui satu kenyataan jika rumor yang pernah beredar tentang hubungan Levi dan Petra memanglah sebuah kenyataan, terbukti dengan adanya wanita itu disini dimana Levi berada. Mikasa berjalan melintasi halaman hotel tanpa menyadari jika ia tengah di awasi Levi dari jendela kamar hotel yang ditempatinya.

Song For...Where stories live. Discover now