Tone 2

2.7K 200 90
                                    

(Warning ‼️ fanfiction 21+)

🎶

Ruangan bernuansa putih itu terlihat sejuk saat semilir angin siang berhembus mengibarkan tirai putih pada jendela besar yang terdapat beberapa tanaman bunga dan tanaman rambat  menghiasinya. Suara petikan gitar mengalun semakin menambah suasana damai pada ruangan yang berfungsi sebagai tempat inspirasi.

Levi memejamkan mata dengan alis sedikit mengerut saat ia berusaha untuk konsentrasi mencari ide lanjutan pada sepenggal bait yang belum diselesaikan olehnya, ia membuka mulutnya disaat sebuah lirik kata kembali ia dapatkan hingga suara merdunya kembali terdengar bersama petikan gitar yang menggema di ruangan tersebut. Namun tanpa di sangka, bayangan wajah cantik wanita bermahkotakan malam dengan lancangnya kembali menginvasi membuat Levi menghentikan lantunan lagu yang baru ia ciptakan, ia membuka mata dengan perasaan kosong dan aneh. Sehari yang lalu ia masih meratapi berakhirnya hubungan asmaranya dengan Petra, tapi setelah kenakalannya semalam membuat Levi kembali terjebak pada perasaan yang sama seperti saat Levi jatuh cinta pada Petra dulu. Hal yang seharusnya tak boleh kembali terjadi padanya, bagaimana hatinya bisa begitu lemah hanya karena kencan satu malam? ia ingin kembali bertemu dengan wanita panggilan itu, saat ini juga!

Tangannya meraih ponsel yang tergeletak di atas meja, ia langsung mencari kontak baru atas nama Mikasa dan langsung menekan tombol panggil.

  Sebuah mini market yang terletak di pinggiran kota terlihat ramai pengunjung, para karyawan terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing hingga mereka tak menyadari ada salah satu tas dari karyawan dengan ponsel yang bergetar saat sebuah panggilan masuk.

Kerutan di dahi Levi semakin dalam dengan mata terpaku pada layar ponselnya, berulang kali ia mencoba menghubungi Mikasa namun tak ada sama sekali balasan darinya. Levi pun kembali menekan tombol panggil berharap kali ini wanita itu akan mengangkatnya.

  Mikasa mengangkat tumpukan kardus berisi camilan ringan dari gudang menuju rak minimarket untuk di display, dengan cekatan ia mengisi rak-rak yang telah kosong tanpa  menyadari seseorang berjalan ke arahnya.

"Butuh bantuan?"

Mendengar pertanyaan yang diajukan kepadanya membuat Mikasa menoleh dan mendapati teman kerjanya sudah tersenyum di sampingnya.

"Apa kau sedang menganggur, Jean?" Tanpa menghentikan aktivitasnya Mikasa balik bertanya pada teman yang telah lama ia kenal.

"Tidak juga, setelah ini aku akan membersihkan lantai atas." Jawab Jean seraya mengambil bungkusan camilan dan membantu Mikasa untuk menatanya di rak.

"Baik sekali kau." Ledekan Mikasa membuat Jean terkekeh.

"Aku hanya memberitahumu jika bulan depan Levi akan meluncurkan album barunya, aku pikir kau tak akan melewatkan konsernya."

Penuturan Jean membuat Mikasa terdiam, semua orang disekitarnya tahu jika Mikasa begitu mengidolakan Levi sebagai penyanyi favoritnya, tapi mereka tak tahu apa yang telah Mikasa lalui semalam bersama orang yang tak terduga.

"Ah, kau selalu pergi ke konser bersama Eren. Pasti kau merasa sedih, maafkan aku." Sesal Jean membuat Mikasa kembali tersadar dari keterpakuannya.

"Tidak apa-apa Jean. Bukan salahmu." Berusaha bersikap biasa, Mikasa kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

"Bagaimana kabar Eren? Aku belum sempat menengoknya." Jean menoleh memperhatikan ekspresi Mikasa yang terlihat sedih.

Song For...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang