Nataline pun tidak berkeinginan untuk mencari mereka, untuk apa? Tidak akan ada yang dia dapatkan dari keluarga Bibinya itu.

Flasback off

¤▪︎▪︎▪︎¤

"Ada apa Bibi?" tanya Nataline dengan rasa penasaran.

Suasana hening, jika melihat masalalu suasana seperti ini mengingatkan gadis itu pada malam dimana mereka memutuskan hubungan dengan dirinya.

Tidak terucap dari mulut mereka. Namun tergambar dari cara mereka menatap gadis itu.

"Hiks ... Hiks. kami minta maaf Nak karena dulu ninggalin kamu."

Nataline terdiam, apa gunanya meminta maaf sekarang disaat Nataline sudah mulai kembali menata hidupnya dengan baik.

Tapi saat melihat wajah wanita itu Nataline teringat dengan wajah ibu-nya. Bagaimana pun wanita yang ada di hadapannya adalah adik kesayangan ibu-nya.

"Aku udah maafin kok, tapi kenapa Bibi bisa kesini?"

Sorot mata Nataline terarah kearah tas yang mereka simpan di bawah, wanita itu sedikit khawatir dengan keadaan Bibi dan saudaranya yang sepertinya tidak baik-baik saja.

"Paman mu Korupsi dan ketahuan sayang, dia di penjara dan Bibi sama Anes tidak punya apa-apa lagi."

Air mata jatuh seperti sebuah kebohongan atau pemanfaatan semata, Nataline sudah menduga hal ini akan terjadi jika Bibi nya itu menikah dengan laki-laki yang tidak baik seperti pamannya.

"Lalu sekarang bagaimana Bi?"

Dia hanya menunduk penuh penyesalan, "Bolehkah kita nginap di sini sampai Bibi atau Anes punya pekerjaan?"

Deg ...

Tinggal lagi bersama orang-orang itu adalah hal terburuk yang tidak pernah lagi Nataline bayangkan.

¤▪︎▪︎▪︎¤

Karena Bibi dan keponakannya itu menginap di kontrakannya yang sempit itu, Nataline harus rela membagi kamar nya dengan Anes.

Ranjang kecil itu tidak cukup untuk menampung dua orang sekaligus sehingga semalaman Nataline tidak tidur dengan cukup.

Angkasa : "Aku jemput."

Karena pesan Angkasa itu juga Nataline buru-buru bersiap pergi ke kantor dan dia akan menunggu Angkasa di depan jalan raya dari pada di depan rumahnya.

Dia tidak mau masalahnya Angkasa tau dan akan berbelit kemana-mana, apalagi Nataline tau pasti Bibi-nya akan memanfaatkan situasi jika dia tau Nataline telah berhasil membuat hubungan dengan CEO muda seperti Angkasa.

Wanita itu berjalan dengan cepat kemudian berdiri menunggu mobil Angkasa di pinggiran jalan raya.

Beberapa menit kemudian mobil hitam lewat dan Nataline melambaikan tangannya hingga Angkasa yang akan memasuki Gang menuju kontrakan Nataline pun berhenti sejenak.

Buru-buru gadis itu memasuki mobil Angkasa dan duduk di sebelah laki-laki itu sambil sibuk memasang sabuk pengaman.

"Kenapa nunggu di sana?" tanya Angkasa bingung.

"Aku pengen nunggu aja sambil berjemur sebentar," kekeh Nataline.

Angkasa mengangguk-kan kepalanya, dia tidak tau apa-apa soal seorang wanita, intinya Angkasa itu kadang suka Naif dan tidak bisa mengetahui kebohongan seseorang.

"Nataline soal kemarin aku mau minta maaf." Wajah Angkasa memerah, dia kembali mengingat kejadian sore kemarin.

Nataline menggelengkan kepalanya, "Aku juga minta maaf, harusnya aku menghindar bukan hanya diam saja."

Angkasa terdiam, laki-laki itu sedikit memalingkan wajahnya kearah gadis itu.

"Jadi kamu tidak marah?"

Nataline mengangguk, "kenapa aku harus marah?"

Sungguh Angkasa tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang sekarang mengembang begitu saja.

"Jadi ... kita?"

Nataline mengerutkan dahinya, apa yang Angkasa pikirkan, hanya dengan ciuman tidak sengaja itu apa laki-laki itu berpikir Nataline akan menerimanya.

"Kita apa? Jangan berpikir aneh-aneh Ditya!"

Angkasa kembali menampilkan wajah malasnya, dia terlihat seperti seorang pemuda yang polos di mata Nataline.

"Padahal aku udah Confess ke kamu," ujur Angkasa kecewa.

Nataline tersenyum lembut. "Tapi aku juga tidak menolak kamu kan? Aku hanya ingin kita seperti biasa aja, lagi pula sekarang prioritas ku adalah pekerjaan."

Angkasa kembali mengembangkan senyumnya, masih ada harapan bagi laki-laki itu untuk membuat Nataline menerimanya bukan sebagai teman atau Bos di perusahaannya tapi sebagai seorang laki-laki.

"Oke aku bisa menunggunya. Tapi kalau sampai ada laki-laki lain mendekati mu aku akan langsung menikahi mu Nataline." ucap laki-laki itu dengan senyum liciknya.

Nataline hanya terdiam sambil menatap kearah depan tidak menanggapi ucapan laki-laki itu.

Sebenarnya bukan Nataline tidak ingin menerima Angkasa, hanya saja apakah dia pantas untuk laki-laki seperti Angkasa, banyak yang dia pikirkan apalagi setelah kedatangan Bibi dan Keponakannya kembali, dia tidak ingin Angkasa ada di sana terlibat dalam konflik keluarganya.

____

tbc¤▪︎▪︎▪︎¤

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

tbc
¤▪︎▪︎▪︎¤

tbc¤▪︎▪︎▪︎¤

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
ME AFTER YOU (TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora