You - 52

4.4K 444 45
                                    

Al merasa tubuhnya sangat dingin, proses demi proses persalinan anaknya benar benar disaksikan langsung oleh al.
Al berada di sisi kepala andin dan terus mengelus kepala isterinya itu dan mengucapkan kata kata penguat untuk nya.

Al terus saja mengobrol dengan andin agar andin tidak terlalu stress.

"Mas kok lama banget? Anak kita ga apa apa kan?" Tanya andin yang sepertinya mulai tak sabar karena proses ceasar yang cukup lama.

"Sabar ndin, sebentar lagi ya kita ketemu sama anak kita." Ujar al menggenggam tangan andin dengan eratnya.

Andin bisa merasakan dinginnya tangan al, ia tersenyum dan mengelus pipi al. Ia tau suaminya ini pasti lebih tegang dari dirinya.

Tak lama sebuah tangisan di ruang operasi itu membuat mata al dan andin berbinar.
Al segera menegakkan tubuhnya, ia bisa melihat bagaimana seorang bayi yang telah hadir dan menangis dengan sangat kencangnya.

"Selamat pak al, it's a baby boy." Ujar sang dokter pada al yang nampak sangat lega dan juga berbinar.

"Alhamdulillah, terimakasih dok. Terimakasih ndin, terimakasih.." Al menciumi kening andin yang saat itu juga tak bisa menahan tangisannya.

"Mas maafin aku," Bisik andin yang terlihat lemah.

"Maaf untuk apa?"

"Dia bukan anak perempuan sesuai keinginan kamu." Ujar andin, ia tau al sangat ingin anak pertama mereka perempuan namun ternyata andin melahirkan seorang anak laki laki.

"Hey, itu cuma keinginan kecil saya ndin. Lihat.." Al memandang anaknya yang saat ini tengah di bersihkan oleh seorang suster.

"Dia lahir dengan selamat dan sehat saja saya sangat bahagia andin. Dan kamu lupa? Anak pertama kita memang perempuan.. Reyna putri alfahri." Ucap al dengan senyuman lebarnya.

Andin tersenyum bahagia, ya al benar. Mereka memang telah memiliki anak pertama yang telah mereka beri nama alfahri dibelakangnya.

"Saya Adzan in anak kita dulu ya." Ujar al meminta ijin.
Setelah andin mengangguk, al melepaskan tangan andin dan berjalan pelan menuju meja dimana bayinya masih di urus oleh beberapa suster.

Al menundukkan kepalanya hingga berada di sisi telinga putranya, dan dengan suara bergetar al mulai mengumandangkan adzan untuk putra pertamanya itu.

Andin menangis haru ketika ia mendengar suara adzan dari mulut suami serta tangisan bayi nya yang terdengar begitu kencang di ruangan tersebut. Suara suara itu terdengar sangat indah di telinga andin hingga andin tak kuasa menahan tangisannya.

Andin tak berhenti mengucap syukur karna akhirnya andin dan al telah menjadi orang tua yang sesungguhnya.
Anak ini adalah titipan dari Tuhan dan andin berjanji akan merawat anak nya ini dengan baik.

***

Saat pintu ruangan terbuka semua orang langsung berdiri dengan cepat, mata mereka berbinar ketika melihat bayi putih nan menggemaskan yang dulu masih di dalam perut andin itu kini telah hadir dan berkumpul bersama mereka.

"Ya Allah ini anak bulet amat sih lucu banget..."

Cika orang yang pertama mengeluarkan komentarannya, sedang para kakek dan nenek terlihat menatap haru bayi kecil itu.

"Laki-laki atau perempuan sus?" Tanya rosa menatap suster yang tadi mendorong box sang cucu.

"Laki laki bu." Ujar sang suster dengan senyumannya.

Rosa mendekati box sang cucu dan mata rosa seketika memanas karena akhirnya ia telah resmi menjadi oma. Dan lihatlah miniatur al telah lahir di dunia ini.

You (Complete) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant