You - 14

4.2K 360 37
                                    

Al andin serta reyna berjalan ke arah pekarangan depan dengan andin yang menuntun reyna dengan sabar.

"Yuk mas." Ajak andin yang sudah melepaskan genggaman tangan reyna dan bersiap pulang.

"Hmmm, ga jadi deh." Ujar al dengan senyuman tipisnya. Andin merasa heran mengapa al begitu aneh saat ini.

"Reyna."

andin memperhatikan al yang sudah berjongkok di hadapan reyna.

"Om ada kejutan untuk reyna." Ucap al menjawil hidung reyna.

"Kejutan apa om?"

Tentu saja seperti anak kecil pada umumnya reyna sangat senang mendengar kata kejutan.

"Sini om tutup matanya ya." Al kembali berdiri di belakang reyna. Ia menutup kedua mata reyna dengan tanganya.

"Ndin tolong tuntun reyna ya." Pinta al pada andin yang menurut saja.
Lalu perlahan al dan andin membawa reyna ke hadapan sebuah dus yang baru saja di turunkan oleh kurir.

"Hitungan ke tiga baru boleh buka ya." Pesan al sebelum melepaskan tangannya.

"Satu, dua, tiga..!"

Al melepaskan tangannya lalu reyna bisa melihat sebuah skuter berwarna merah muda telah ada di hadapanya.

"Ini untuk reyna om?" Tanya reyna yang seakan tak percaya bahwa dirinya mendapatkan hadiah yang begitu bagus.

"Wah reyna sekuternya bagus banget, nanti aku pinjem ya." Ujar salah seorang anak kecil.

"Iya reyna nanti pinjem ya." Sahut anak anak yang lainnya.

"Iya temen temen nanti kita main gantian ya." Jawab reyna dengan senang hati.

"Reyna bilang apa sama om.?"

"Oh iya, om al makasih ya hadiahnya. Aku suka banget." Ucap reyna yang sudah memeluk kaki jenjang al.

"Sama sama reyna sayang, ayo cobain sekuternya sama temen temennya." Suruh al kemudian.

Dengan penuh semangat reyna membawa sekuternya dan memainkannya bergantian bersama dengan teman temanya.
Andin yang melihat kebahagiaan anak anak itu pun seolah merasakan kebahagiaan mereka.
Ia memeluk lengan al dengan begitu manjanya.

"Nanti kalau kita udah nikah, kita buat anak yang banyak ya mas." Ucap andin dengan asalnya.

Al menundukkan kepalanya lalu menjitak pelan dahi andin dengan telunjuknya.

"Emang kue maen di bikin aja?" Tanya al dengan nada datarnya.

"Yah anggap aja gitu mas, atau mau coba nyicil?" Goda andin yang membuat al membulatkan matanya dengan tajam.

"Haha becanda ih." Protes andin yang begitu gemas dengan tingkah kekasihnya ini.

Lalu hari itu andin dan al menghabiskan waktu keduanya bermain bersama dengan anak anak panti. Dan kebahagiaan sungguh nyata di rasakan oleh kedua pasangan baru itu.

Saat hari semakin sore akhirnya andin dan al berpamitan pada ibu panti dan juga semua anak-anak.

Di perjalanan menuju apartement andin tak ada kebisingin dari andin. Rupanya wanita cantik itu begitu lelah hingga tak lama al melajukan mobilnya andin pun sudah terlelap.

Al memberhentikan sejenak mobilnya dan menurunkan sandaran kursi mobil andin agar ia bisa terlelap dengan tenang dan nyaman tentunya.
Sejenak al memperhatikan wajah andin yang begitu tenang dalam tidurnya, al seakan jatuh cinta berulang ulang pada andin hari ini karena mengetahui bagaimana keibuannya andin. Bahkan ia membiarkan saja reyna memanggilnya mamah karena anak kecil itu mengatakan ingin merasakan rasanya memiliki seorang ibu.

You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang