You - 13

4.3K 359 25
                                    

Keesokan harinya felis menerima kiriman makanan dari andin. Ia yang sudah mendapat perintah al untuk tidak menerima makanan dari andin, akhirnya memilih tak memberikan makanan itu pada al.

Bahkan felis yang belum sarapan saat itu  langsung memakan makanan itu begitu saja.

Sedang di dalam ruangannya al terus memperhatikan pintu kantornya dan menunggu felis mengantarkan makanan yang sudah dijanjikan oleh andin kemarin malam.

"Apa andin ga jadi masakin sarapan buat gw ya?" Ucap al pada dirinya sendiri.

Tak berselang lama ponsel al berdering dan tertera nama andin disana. Dengan cepat al mengangkat telepon dari kekasihnya itu.

"Hallo mas, sarapannya udah di makan?" Tanya andin langsung.

Al mengkerutkan dahinya, rupanya andin jadi mengirimkan makanan untuk nya namun kenapa al belum juga menerimanya.

"Belum sampai ndin, coba sebentar saya tanya felis ya."

Tanpa mematikan sambungan telepon mereka al berjalan keluar dari ruangannya.
Ia mendapati felis yang saat itu tengah makan dengan begitu lahapnya.

"Fel, ada kiriman makanan dari andin?" Tanya al tiba tiba yang jelas membuat felis terkejut bukan main.

"Euh pak al, itu pak, kiriman dari mba andin sudah saya makan pak." Jawab felis sedikit gugup.

"Loh kenapa kamu makan? Itu kan untuk saya?" Tanya dengan wajah yang mengeras.

"Bukannya bapak bilang kalau ada kiriman dari mba andin jangan di antar ke bapak? Maka dari itu saya langsung makan saja pak." Jelas felis mengingatkan al atas perintahnya dulu.

Al yang sudah hendak marah, namun kembali menutup mulutnya saat mendengar andin bersuara.

"Jangan marah marah mas, ya udah kalo sudah dimakan mba felis." Ucap andin di sebrang sana.

Al mendengus kesal, ia bergegas berjalan menuju ruangannya lagi.

"Felis itu ga sopan, masa dia berani makan makanan untuk saya." Keluh al yang sudah kembali duduk di kursi kebesarannya.

"Yah itu sih salah kamu juga mas, dulu dulu ga mau nerima makanan aku." Balas andin sedikit menyindir kekasihnya itu.

"Ya tapi kan."

"Udah ga usah marah marah ah, udah di makan juga kan." Sela andin yang berusaha menenangkan al.

"Ya sudah, saya jadi ga sarapan kan." Keluh al lagi dengan nada khasnya.

"Ya udah sabar ya, semangat kerjanya sayang." Ujar andin memberikan semangat untuk kekasih hatinya itu.

Setelah sambungan telepon keduanya terputus, al kembali melanjutkan pekerjaannya walau dalam hatinya masih ada rasa kesal dan marah pada felis yang telah memakan makanan dari andin.

Sejam al masih begitu tenang di kursi kerjanya sebari mengetik serta menandatangani file file yang sudah diberikan oleh felis dan juga rendi.

Tok tok tok..

"Masuk." Tanpa menaikkan wajahnya al berteriak dan tetap menandatangani kertas kertas diatas mejanya.

"Selamat siang pak al, boleh saya duduk."

Al mengangkat wajahnya setelah menyadari sosok andin lah yang tadi mengetuk pintunya.

"Loh kok kamu disini?" Tanya al dengan kerutan di dahinya.

"Tara.."

Andin menunjukkan sebuah tempat makanan yang ia bawa.

"Aku ga tega denger pacar aku sedih karna ga makan masakan aku tadi. Jadi aku bawain lagi deh." Jelas andin tentunya dengan penuh semangat.

You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang