You - 16

3.8K 294 15
                                    

"Om.."

Andin langsung memeluk tubuh irvan dengan begitu eratnya. Maklum saja om dan keponakan ini memang jarang sekali bertemu karena memang kesibukan irvan yang membuatnya jarang berada di jakarta.

"Hay sayang, apa kabar kamu?" Tanya irvan membalas pelukan sang ponakan. Irvan melepaskan pelukan andin serta mencium kening andin dengan penuh kasih sayang.

"Baik om, om gimana?" Tanya balik andin.

"Om juga baik sayang, sini.."

Irvan menarik tangan andin untuk duduk di sofa, ia meraih beberapa papper bag dan memberikannya kepada andin

"Ya ampun om,. Selalu aja bawa oleh oleh." Ucap andin yang memang selalu mendapat oleh oleh dari irvan setelah om nya itu bepergian keluar negeri.

"Siapa lagi yang mau om senengin di dunia ini kalo bukan kamu ndin, kamu tau kan kalau kamu happy bunda kamu juga akan happy disana." Jelas irvan seolah menerawang jauh.

Andin bisa melihat mata irvan yang berkaca kaca, kesedihan itu masih nampak jelas terlihat di mata indah om irvan. Dan andin sadar kehilangan bunda sofia adalah hal yang sangat menyakitkan untuk om irvan.

"Om, bunda udah tenang disana." Bisik andin mengelus punggung irvan dengan lembut. Walau jujur andin juga merasakan kesakitan yang sama setiap kali ia mengingat bunda nya.
Satu satunya orang yang menyayangi andin dengan tulus justeru harus meninggalkan andin dengan begitu cepatnya.

Andin teringat bagaiamana beberapa bulan lalu andin mendapatkan berita itu, berita yang dimana membuat dunia andin terasa hancur saat itu juga.

Flashback..

Sejak pertemuan andin dengan om irvan memang banyak sekali hal yang berubah dalam diri andin maupun irvan. Pria itu benar benar menepati janjinya untuk menjaga andin walaupun memang tidak secara langsung.

Irvan sengaja tidak sering bertemu dengan andin karena ia takut andin akan menjadi salah satu sasaran dari para musuhnya. Maka dari itu irvan selalu memilih untuk pergi keluar negeri dan menemui andin sesekali saja.

Andin pun bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang university dengan biaya yang tentunya di tanggung sepenhnya oleh irvan.

Andin menjalani kehidupannya dengan tenang, walaupun terkadang andin berpikir mengapa kedua orang tuanya tidak pernah mencari tau keberadaannya. Tapi andin tau bagi kedua orang tuanya andin tidak lah penting, mungkin mereka justeru bahagia karna andin tidak menjadi penganggu untuk karir mereka berdua.

Hanya bunda sofia yang setiap harinya menghubungi andin dan menjaga andin walaupun dari jarak jauh.
Saat andin bisa menyelesaikan kuliahnya dengan cepat andin meminta pekerjaan pada om irvan karena ia tau bahwa dirinya tidak mungkin terus menjadi beban bagi omnya itu.

"Ga usah lah ndin, kamu diem aja om janji akan selalu penuhi kebutuhan kamu ya."

Selalu saja irvan melarang andin untuk bekerja setiap kali andin meminta hal itu. Pernah sekali andin melamar pekerjaan di sebuah cafe dan bekerja disana, namun sebulan andin bekerja om irvan mengetahui itu dan justeru membeli cafa tersebut lalu mengatasnamakan cafe itu sebagai milik andin.

Saat itu andin merasa jengah sendiri namun ia pun tidak bisa marah sedikitpun pada irvan karna ia sadar irvan sudah begitu baik kepada nya.

"Om andin mohon biarin andin kerja ya." Pinta andin dengan wajah memelasnya.

"Buat apa kerja sayang? Lihat penghasilan dari cafe kamu sudah cukup kan?" Tanya irvan yang masih tak mengijinkan keponakan nya itu untuk bekerja.

You (Complete) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt