You - 03

3.3K 284 10
                                    

"Roy, lo dimana?" Al menghubungi adiknya itu untuk memastikan posisinya saat ini. Sudah setengah jam ia menunggu dan roy sama sekali belum juga memunculkan wajahnya.

"Wait bang, di parkiran ni." Jawab roy yang terdengar begitu tergesa gesa.

"Kebiasaan selalu telat, cepet gw tunggu." Ujar al dengan nada sebal sebari mematikan ponselnya.

Wanita paruh baya yang duduk di sisinya hanya tersenyum geli melihat interaksi kedua putranya ini.
Al dan roy,  keduanya begitu berbanding berbalik. Satu memiliki sifat yang sangat hangat dan satu lagi memiliki sifat yang sangat dingin, bahkan bisa mengalahkan dinginnya kutub utura.

"Kamu itu, sama adek sendiri kok gitu ngomongnya." Ujar rosa wanita yang sudah menginjak usia yang ke 50 namun tetap terlihat masih sangat menawan.

"Dia itu terlalu santai, tidak bisa menghargai waktu." Ujar al tanpa melirik sang ibu sama sekali.

"Ckck anak-anak mamah ini sudah besar, tapi keduanya ga pernah akur." Lanjut rosa sebari mengelus tangan putra sulungnya itu. Putra kebanggaan keluarga alfahri.

Al hanya diam saja, jelas sekali al begitu tak nyaman karena sudah hampir setengah jam ia dan ibunya menunggu kedatangan roy.

"Bang sor- mamah...!"

Roy yang tadinya berniat meminta maaf lebih dulu pada al seketika beralih saat melihat sosok wanita yang sangat ia sayangi. Ia segera mendekati sang ibu dan memeluk tubuh wanita paruh baya itu dengan sangat erat.

"Mamah kapan pulang? Kok ga kabarin aku?" Tanya roy yang terlihat sangat bahagia melihat sang ibu.

"Suprise..!" Ujar rosa dengan tawa kecilnya.

"Selamat ulang tahun ya anak mamah yang nakal, and mamah have a present for you son."

Rosa meraih sebuah papper bag yang berisi hadiah untuk putra bungsunya itu.

"Apa ini mah?" Tanya roy yang begitu bersemangat.

"Open it." Suruh rosa.

Roy dengan segera membuka papper bag tersebut dan betapa terkejut nya roy saat melihat hadiahnya adalah sebuah jam tangan. Jam tangan yang tentunya bukanlah jam tangan biasa, roy tau jam tangan ini adalah sebuah rancangan khusus dan bahkan di dunia ini hanya ada 5 jam seperti ini.

"Mah, ini seriusan? Ini kan harganya mahal banget loh mah." Ujar roy yang masih sangat terkejut dengan hadiah yang bernilai ratusan juta itu.

"Untuk kebahagiaan anak-anak mamah tidak ada yang lebih berharga dari itu semua." Jawab rosa.

Roy kembali memeluk tubuh rosa dan mencium wanita yang telah melahirkannya itu.

"Tuh bang, mamah aja kasih gw kado. Lahh lu mana coba kadonya? Duit doang banyak tapi sama adek sendiri pelit." Cibir roy menyindir al yang hanya cuek saja.

"Iih kamu itu ga boleh gitu." Larang rosa memukul pelan lengan roy.

"Ahh mamah emang paling terbaik lah, aku sayang sama mamah." Roy kembali memeluk tubuh rosa dengan sangat eratnya.

"Mamah juga sayang kamu roy, you too al." Ujar rosa juga mengelus lengan al yang hanya tersenyum kecil.

"Ya sudah makan yuk, aku laper." Ajak al yang memang sudah sedikit lapar.

"Oh iya, ayoo kita makan ya." Ajak rosa yang kembali duduk di kursi di ikuti oleh al dan juga roy.

Sepanjang makan malam sudah tentu roy lah yang paling sering berbicara dan hanya rosa saja yang akan menanggapi putranya itu karena al tidak akan mau ikut ke dalam obrolan roy yang menurut nya tidak lah penting.

You (Complete) Where stories live. Discover now