You - 33

4K 436 49
                                    

Di kediaman alfahri, terlihat roy yang sedang menyantap sarapannya seorang diri.
Ia menatap nanar pada kursi yang ada di hadapannya saat ini, kursi dimana rosa selalu duduk disana. Namun belakangan ini sosok rosa seakan menghilang.

Wanita paruh baya itu lebih sering berada di dalam kamarnya dan menyendiri. Bahkan rosa terlihat semakin kurus saja setiap harinya.

"Ki.." Panggil roy pada salah satu assisten rumah tangganya.

"Iya mas roy?"

"Panggil mamah, suruh sarapan dulu." Suruh roy pada kiki.

"Maaf mas tadi ibu minta sarapannya di antar ke kamar, jadi kiki sudah antar makanan ibu ke kamar mas." Jelas kiki menundukkan kepalanya.

Roy meletakkan sendok makannya dengan cukup kasar hingga menimbulkan bunyi cukup nyaring.

"Oke." Ujar roy dengan rahang yang mengeras.

Lalu roy mulai bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah menuju kamar rosa serta mengetuk pintu itu beberapa kali.

"Masuk roy." Ujar rosa dari dalam.

Roy memasuki kamar rosa, lihatlah rosa yang biasa nya selalu tampil cantik dan modis kini terlihat sangat pucat dan polos.
Bahkan tubuh ibunya ini terlihat sangat kurus, karena rosa mengaku tidak terlalu nafsu makan belakangan ini.

"Mamah sakit?" Tanya roy duduk di sisi rosa.

"Engga roy, cuma sedikit lemes aja. Mamah susah tidur." Jawab rosa tersenyum kecil pada putranya.

"Kita berobat aja yuk." Ajak roy kemudian. Ia melirik makana yang ada di atas nakas, dan sepertinya rosa sama sekali belum menyentuhnya.

"Ga usah lah roy, mamah ga sakit kok." Jawab rosa menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Kamu mau ke kantor?" Tanya rosa lagi sebari merapihkan jas putranya itu.

Rosa harus mengakui perusahaan alfahri masih berdiri stabil di bawah pimpinan roy walau awalnya rosa sangat takut perusahaan yang dibangun oleh suaminya itu akan hancur ketika di pegang oleh roy yang belum mampu memimpin perusahaan.
Namun untunglah ketakutan rosa itu tidak terwujud, nyatanya PT. Alfahri masih bisa berada di atas.

"Iya mah, atau roy dirumah aja jagain mamah?" Tanya roy yang sepertinya sangat menghkawatirkan kondisi rosa.

Roy sangat paham, kondisi rosa seperti ini pun terjadi karena dirinya. Rosa sangat tertekan karena permintaan roy yang memang sedikit keterlaluan. Namun roy tidak menyesali itu, karena ia juga ingin membuktikan pada al bahwa keluarga alfahri bisa berdiri walau pun tanpa dirinya.

"Ga usah, kamu berangkat aja." Rosa menggelengkan kepalanya dengan lemah. Toh rosa pun tidak merasa butuh di temani karena rosa hanya ingin sendirian.

"Beneran?" Tanya roy sekali lagi.

"Iya sayang, udah sana pergi bos ga boleh telat." Ujar rosa mengelus rambut roy dengan lembutnya.

Roy menganggukkan kepalanya, ia meraih tangan rosa serta memberi kecupan di tangan wanita paruh baya itu.

Setelah roy pergi kembali rosa termenung seorang diri.
Rosa merindukan al, sangat merindukan putra sulungnya itu. Sudah hampir satu bulan rosa tidak bertemu dengan al dan rosa sungguh sakit ketika ia tidak bisa bertemu dengan al.

Ketika ponsel rosa berdering, ia dengan cepat meraihnya. Ia membuka sebuah nomer yang memgirimkan nya sebuah foto.

Mata rosa kembali memanas saat melihat foto itu. Foto pernikahan al dan juga andin yang dikirimkan oleh rendi.

You (Complete) Where stories live. Discover now