EPILOG

378 54 2
                                    

Icha berdiri menatap langit, tersenyum cerah secerah langit siang ini. Hari libur, hari yang akan mereka jadikan full time bekerja.

"Bunda, Icha kangen. Apa Bunda bahagia di sana?" Icha menghapus setetes air mata yang jatuh tanpa permisi. "Bunda harus bahagia, karena Icha juga bahagia. Bunda udah ketemu ayah, kan, di sana. Hiks, Icha ga nangis kok, ini cuma kelilipan, hehe."

Sebisa mungkin icha tersenyum manis, menahan rasa sesak di dadanya. Bagaimanapun, ia harus tetap terlihat baik-baik saja, agar perjuangan dan semangatnya selama ini tak sia-sia.

Tapi rasa rindunya pada Bunda seolah menghantam dengan luar biasa semua keteguhan nya. Rasa rindu yang tak mungkin lagi tersampaikan. Namun, bundanya pasti bahagia di surga sana. Karena kedua orangtuanya sudah kembali berkumpul. Ayah pasti akan menjaga bunda di atas sana, ia yakin.

"Icha sayang Bunda."

Asik dalam dunianya, Icha sampai tak sadar jika seseorang berjalan ke arahnya dengan diam-diam.

"Tadaa!"

Icha yang terkejut akhirnya berbalik dan mendapati Rizky berdiri di depannya.

"Wahh!"

"Gimana? Aku ganteng kan?"

Icha bertepuk tangan saking senangnya. Dua langkah di depannya, Rizky berdiri seraya memegang se buket bunga mawar merah yang ia beli saat pulang dari rumah sakit. Awalnya, kemarin lusa Icha lah yang akan mengantar Rizky untuk menjalani operasi, tapi Kevin menyarankan agar dirinya lah yang mengantar Rizky, mengingat dirinya yang juga pernah melakukan operasi tersebut, bahkan Kevin membawa Rizky ke dokter yang sama, karena, ya, dokter itu sudah paham tentang manusia kucing, dan bisa menjaga rahasia mereka.

"Ganteng banget."

Rizky tersipu malu mendengarnya.

"Nih, buat kamu."

Icha tersenyum lalu menerima buket bunga itu dan menghirup aroma wangi mawar tersebut. Menatap pemuda tampan yang terlihat semakin menawan dengan hilangnya telinga kucing di kepalanya itu.

Icha mengelus rambut Rizky dengan lembut. "Makasih, ya. Jarang-jarang kamu ngasih aku bunga."

Rizky mengerutkan keningnya, Icha yang sadar hanya bisa menahan tawa.

"Bentar, barusan kamu bilang 'aku-kamu'? B-biasanya, kan, 'lo-gue'. Kamu salah ngomong, ya?"

Icha menggeleng. "Engga, kok, aku cuma pengen jadi cewe yang lebih lembut aja. Takut kamu bosen kalau aku ngomong kasar terus."

"Tapi kan aku nerima kamu apa adanya."

"Ya udah, gue balik lagi, hahahaha!"

Rizky ikut tertawa lalu memeluk tubuh kecil kekasihnya itu, mengecup kening Icha lumayan lama. Tenang saja, mereka ada di balkon lantai atas, di sana juga masih sepi. Jadi aman.

Mungkin.

"Cieee kakak nya pelukan. So sweet bangett!"

"Iyaa, kakak cowo nya juga cium kening!"

"Kakak cewe juga di kasih bungaa, aku mau bunganya jugaa!"

Rizky dan Icha sempat terkejut, saat ada anak-anak yang berteriak ke arah mereka dari bawah sana.

"Kalian mau bunga ini?" tanya Icha.

"Mau, Kak, mau!"

Icha tersenyum lalu menatap Rizky yang masih merangkul pinggangnya. "Boleh aku kasih ke mereka?"

"Boleh, Kok. Bunga itu kan punya kamu sekarang. Terserah mau kamu apain."

"Hehe, makasih."

Chu~

Icha mencium pipi Rizky sekilas, membuat anak-anak di bawah sana kembali berteriak gemas.

"Nih, siapa yang bisa tangkap, berarti dia yang menang, ya!"

"Oke, Kak!"

"Satuu, duaa, tigaaa!" Icha melemparkan buket bunga itu lalu berhasil di tangkap oleh bocah laki-laki di sana. Yang lain tentu tak terima, sehingga mereka semua saling kejar untuk merebut buket bunga tersebut.

Icha yang melihatnya tertawa gemas. Rizky di belakangnya juga ikut tertawa seraya merangkul pinggang Icha. "Lucu, ya. Nanti kita bikin anak yang banyak juga biar lucu kayak mereka."

"Ga mau, aku cuma pengen satu aja."

"Ih, jangan satu, dua aja."

"Oke, dua."

"Tiga aja, deh. Biar jadi trio."

"Ya udah, iya, Tigaa."

"Gimana kalau empat aja, biar ga ganjil, hahaha!"

"Ih, ngeselin!"

Rizky tertawa saat Icha memukul dadanya. Karena gemas, ia pun mencium kedua pipi dan kening Icha, lalu memberi pelukan setelahnya.

"Woy! Bantuin gue, jangan pacaran mulu!"

"Iya-iyaa! Kita kebawah sekarang!" Icha meminta agar Rizky melepaskan pelukannya, tapi pemuda itu tak kunjung melepaskannya.

"Masih pengen berduaan."

"Nanti, kan, Bisa."

"Ga mauu."

Karena Rizky tak juga melepaskan pelukannya, Icha mencoba mencari ide. Sedikit berfikir sebelum sebuah ide muncul di benaknya.

Chu~

"Hahahaha!" Icha segera berlari melepaskan diri dari Rizky saat pemuda itu mematung akibat bibirnya di kecup oleh Icha. Pemuda itu masih membulatkan matanya, membuka mulutnya lebar masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

"AAAAA SENENGNYA!!" Rizky segera menyusul Icha ke bawah, melompat-lompat kesenangan membuat orang-orang di sana heran melihatnya.

Icha tertawa kencang melihat betapa gemas kucing kesayangannya itu. Hari-hari nya memang selalu se berwarna ini, dan itu karena orang-orang tersayangnya, yang selalu berhasil membuat hatinya berbunga.

Icha Vanesya Kumara, gadis sederhana dengan kisah hidup penuh warna-warni dan lika-liku. Sosok gadis muda yang pernah menjadi korban kejamnya dunia dengan kehilangan sosok Bunda terhebat yang sangat ia sayangi. Tapi dari itu semua, Icha mendapat balasan setimpal dengan datangnya kebahagian tanpa pamrih.

Icha tak pernah punya alasan untuk tidak bersyukur setiap harinya. Karena, ya, Icha merasa dirinya adalah salah satu dari banyaknya orang paling beruntung di dunia ini. Salah satunya beruntung bisa mendapatkan Albrian Rizky, pemuda yang datang dari sebuah mitos konyol yang kebetulan di dapatkan olehnya.

Mitos Kumis Kucing pembawa jodoh ini benar-benar membawakan jodoh untuknya.

Selesai.

.
.
.
.
.
.
.

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga book pertama aku.
Makasih yang udah stay sampai tamat, ya. Yang masih jadi sider, alias pembaca gelap yang jarang vote apalagi coment, tolong lain kali sempetin buat vote ya. Karena satu vote yang kalian kasih bermakna besar untuk si penulis.

Sekali lagi, makasih banyak!
Tetep jaga kesehatan, tetep tersenyum dan selalu semangat jalanin harinyaa~

Yang masih sedih karena di hantui bayang-bayang mantan, GWS ya >< wkwkkw.
Intinya kalian jangan sedih-sedih!
sayang kalian banyak-banyak!

Bye-bye! Luv u! 🧡

-Kak Ros.

[✔] Kumis Kucing Where stories live. Discover now