BAB 9 : Pertemuan Sabrina dan Rizky

372 71 0
                                    

"Selamat malam, Bunda!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat malam, Bunda!"

Sabrina yang baru saja di bukakan pintu oleh Icha langsung saja masuk dan berlari menghampiri Bunda yang duduk di sofa.

"Bundaa, aku kangen Bundaa, lho!" Gadis itu memeluk Bunda dengan erat, menyalurkan rasa Rindu yang sudah membuncah tak tertampung lagi.

"Hahaha! Bunda juga kangen kamu. Gimana kabarnya, hm?" Bunda mengelus rambut Sabrina seraya merapikannya.

"Kabar aku baik, kok, Bunda. Bunda sendiri gimana? Katanya Bunda sakit? Maaf aku baru jenguk Bunda."

"Gapapa, kok, Bunda udah sehat sekarang."

"Syukur, deh, Bunda. Jadi sekarang bisa dong aku rasain masakan Bunda?"

"Oh, Tentu aja bisa. Mau makan apa, hm?"

Sabrina mengetuk dagunya mencoba berfikir. "Hmm, Aku pengen nasi goreng aja, Bunda. Kangen banget masakan Bunda yang enaknya ga ada tanding!"

Icha yang mendengar itu hanya bisa menatap malas ke arah sahabatnya. "Anak itu cuma numpang makan disini, Bunda. Kasian ga di kasih makan di rumahnya, hahahaha!"

"Diem lo! Gue mau manja-manjaan sama Bunda."

"Dih, Bunda gue itu!" Icha melempar bantal sofa dan tepat mengenai wajah Sabrina.

"Pinjem dulu bentar, malam ini doang napa, sih!"

"Nyenyenye!" Icha merebahkan tubuhnya seraya menonton televisi yang menampilkan film Spider-Man itu. Jangan lupakan cemilan yang sedari tadi Icha peluk.

"Iya-iyaa, dasar kalian ini. Ya udah, Bunda masak nasi goreng dulu, oke? Sekalian buat makan malam kita."

"Okey-dokey, Bunda. Semangat, yaa!"

Bunda mengangguk, beranjak pergi ke arah dapur untuk memasak nasi goreng spesial yang akan menjadi menu makan malam hari ini.

Sabrina mendekat ke arah Icha, duduk di lantai beralaskan karpet tersebut. Ikut menyantap cemilan yang tengah Icha makan.

"Cha, besok gue mau ke nikahan bibi gue. Jadi mau izin ga sekolah dulu."

"Yahh! Terus gue main sama siapa, dong?"

"Itulah perlunya nyari temen banyak."

"Temen banyak tapi pada munafik buat apa."

"Waahhh! Sahabat gue satu ini emang suka jujur mulutnya, hahaha!"

"Emang mau punya sahabat tukang bohong? Syukur-syukur lo punya gue yang jujur orangnya."

Sabrina tertawa, memeluk Icha karena gemas. "Iyaa, gue bersyukur punya sahabat kayak lo."

"Iya, emang harus, hahahaha!"

BRUGH!

Kedua gadis itu refleks menoleh ke lantai atas, dimana ada suara seperti benda terjatuh.

[✔] Kumis Kucing Where stories live. Discover now