"Selamat malam, Bunda! Sabrina pengen nginep disini gapapa, kan? Papa sama mama lagi keluar kota jenguk nenek. Sabrina ga mau sendirian di rumah, jadi boleh ga Sabrina nginep?"
"E-eh?"
Bunda masih tercengang, pasalnya gadis yang memakai piyama dan memeluk boneka minion besar ini tiba-tiba mengatakan jika ingin menginap di sana. Bahkan saat Bunda baru saja membuka pintu.
"Boleh, kan, Bunda? Kalau ga boleh Sabrina tidur di kolong jembatan aja, deh."
"Ehh, jangan, dong. Boleh, kok, nginep disini. Ayo masuk, Sayang."
Sabrina bersorak senang lalu masuk kedalam bersama Bunda yang hanya bisa tertawa dengan tingkah gadis lucu ini.
"Makasih, ya, Bunda. Oh, iya, Icha mana?"
"Ada di kamar, kayaknya. Mau langsung ke atas?"
"Iya, Bunda. Sekalian kasih kejutan buat Icha."
"Ya udah, naik aja."
"Iya, Bunda." Sabrina segera berlari menaiki anak tangga dan membuka pintu kamar milik sahabatnya itu.
"Ichaa, eh?"
Sabrina terdiam di ambang pintu saat terkejut melihat Icha yang tidur bersandar di bahu Rizky.
"AAAAA!" Icha tiba-tiba berteriak dan langsung menutup Rizky dengan selimutnya. Takut jika Sabrina melihat telinga kucing pemuda itu.
"LO NGAPAIN KESINI?!" Icha segera menarik Sabrina keluar kamar, menutup pintu agar Rizky bisa memakai Hoodie sebelum Sabrina masuk kembali.
"Gue mau nginep, emang kenapa, sih? Aduh, telinga gue sakit banget. Lo ngapain teriak, sih? Kayak liat hantu aja."
"Ya, muka lo sih serem. Lebih serem dari hantu juga."
"Anak kambing! Muka gue cantik gini, lo ga tau aja berapa harga skincare gue."
"Paling gocap, gue juga tau."
"Ngeledek, lo!" Sabrina memeluk kembali bonekanya lalu berusaha untuk masuk kedalam kamar Icha.
"Bentar!"
Sabrina menggosok telinganya seraya menatap Icha kesal. "Ihhh, telinga gue sakit, Cha. Lo teriak terus, anjir!"
Icha tertawa lalu memeluk sahabatnya itu. Meniup telinga Sabrina membuat gadis itu kegelian.
"Hehe,maaf. Ya udah, ayo masuk." Icha lebih dulu membuka pintu dan mengintip, melihat Rizky yang sudah duduk di ranjang dengan memakai hoodie untuk menutup telinga kucingnya.
"Hai, Ky!"
"Haii!"
"Ah, akhirnya gue ga kesepian juga. Nyokap sama bokap gue pergi jenguk nenek. Gue kesepian di rumah."
YOU ARE READING
[✔] Kumis Kucing
Teen FictionSebuah Mitos terdahulu yang kini mulai di perdebatan kebenarannya menjadi satu hal yang menggemparkan. Mitos mengenai Kumis Kucing pembawa jodoh, benarkah? Kata orang, cukup cabut satu kumis kucing dan jodoh mu akan datang. Percaya atau tidak? Ich...