BAB 26 : Kebenaran Tentang Sabrina

188 35 1
                                    

Icha tak mengerti kenapa Sabrina tiba-tiba menarik tangannya ke dalam kamar lalu mengunci pintunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Icha tak mengerti kenapa Sabrina tiba-tiba menarik tangannya ke dalam kamar lalu mengunci pintunya. Padahal di luar sana, Kevin terus meneriaki Sabrina dan memintanya keluar. Sebenarnya ada apa ini?

"Gue ga mau ketemu dia, Cha. Jangan sampai dia tau gue. Tolong, Cha. Gue ga mau bibi gue kenapa-napa." Sabrina terus memeluk Icha, menangis ketakutan dan terus membicarakan hal yang Icha sendiri pun tak paham.

"Tenang, Na. Lo bisa ceritain dari awal. Sebenernya kenapa?" Icha menghapus air mata Sang sahabat. Mencoba mengucapkan kalimat penenang karena Sabrina terlihat sangat panik.

"G-gue ...,"

"Kenapa? Pelan-pelan aja ceritanya."

Sabrina menggenggam erat tangan Icha. Pasalnya selama ini ia sudah menyembunyikan sebuah kebenaran dari Icha, bahkan sampai berakting seolah dirinya memang tak percaya dengan mitos kumis kucing ini. Karena, ya. Ia takut jika ia mengatakannya pada Icha, hal itu juga di ketahuan oleh orang lain, dan akhirnya membahayakan nyawa bibi nya.

"Bulan lalu, gue ketemu seseorang. Dia bawa gue ke gang sebelah rumah bibi. Lo tau, kan? Dan d-disitu gue di ancam dan di minta buat cabut kumis kucing." Sabrina mencoba menatap Icha yang sepertinya mulai paham.

"Dan kucing itu berubah jadi manusia."

Spontan, Icha mengeratkan genggamannya di tangan Sabrina. Jadi, orang-orang yang sempat Rizky lihat di gang itu salah satunya ada Sabrina di sana.

"Gue di ancam sama mereka, kalau gue sampai nunjukin muka gue ke manusia kucing itu, mereka bakal ngelakuin sesuatu sama Bibi gue. Secara mereka tau dimana rumah bibi gue, hiks. Chaa, gue takutt! S-sekarang gue ketemu lagi sama dia, gimana kalau dia sama orang-orang jahat itu ngelukain bibi gue. Gimana!"

"Na! Tenang!" Icha mencoba meraih bahu Sabrina dan memenangkan gadis tersebut. Ia paham, Sabrina pasti takut. Dengan lembut, Icha kembali memeluk sahabatnya itu, mencoba membuat gadis itu lebih tenang. "Tenang, ya. Kita pastiin itu ga akan terjadi."

"Gue takut."

"Ga ada yang harus di takutin. Gue yakin Kevin ga akan ngasih tau ke Ayah nya. Dan lo akan aman."

"K-kevin? D-dia temen lo itu?"

Icha mengangguk. Ia saja masih tak percaya, ternyata wanita yang selama ini ia cari adalah Sabrina sendiri. Dan bagaimana bisa mereka tak menyadari itu. Sepertinya dugaan siswi di kelas mereka tadi itu benar. Dia sempat mengatakan jika wanita di lukisan itu mirip Sabrina, juga bando yang di miliki kedua wanita itu sama.

Sulit untuk di percaya, tapi setelah mendengar penjelasan Sabrina ia jadi paham.

"Gue ga nyangka, ternyata yang di cari Kevin itu elo. D-dan gue juga ga nyangka kalau ternyata lo juga ngerubah kucing jadi manusia. Kenapa ga cerita sama gue, Na?"

"Karena gue takut, gue takut cerita tentang ini ke siapapun. Gue takut itu malah bikin bibi gue dalam bahaya, dan gue ga mau ... maaf."

"Ga usah minta maaf, gue paham kok."

[✔] Kumis Kucing Where stories live. Discover now