62 - Kembalikan!

222 21 3
                                    

Loverdose : 62
.
.
.

[]

"Hahaha, kenapa kamu tolak?"

Di teras yang dihiasi indahnya gemerlap bintang di langit malam itu, Noina dan si kembar tampak saling bercerita satu sama lain yang membuat Noina tertawa geli mendengar kisah kasmaran keduanya.

"Dia aja yang baperan tuh, aku suka sama temannya, niat deketin dia cuma buat kenal sama temannya doang, eh malah dia yang kepincut," celetuk Reynald memanyunkan bibir kesal.

Noina semakin tertawa puas mendengar cinta monyet cowok yang lebih muda tiga tahun darinya itu. "Terus gimana reaksinya pas kamu tolak?"

"Ngamuk-ngamuk, bahkan dia ancam aku katanya bakalan diaduin ke mamanya," sungut Reynald mendapatkan elusan sabar dari tangan Noina yang berada di kepala cowok itu.

Ronald yang menyaksikan itu lantas memberungut kesal, menarik-narik sebelah tangan Noina yang bebas. "Kak, Ron juga mau curhat tau," ucapnya yang mampu mengalihkan atensi Noina padanya, mengabaikan kekesalan Reynald.

"Oh, ya? Apa itu? Kamu nolak cewek juga?" tanya Noina diiringi kekehan diakhir kalimat.

"Ih, enggak lah." Ronald tampak menggembungkan pipi kesal dengan pertanyaan Noina yang menyamakan dirinya dengan si nakal Reynald itu.

"Terus apa?" tanya Noina seraya menatap fokus lawan bicaranya ini.

Ronald mengkulum bibirnya tampak malu. Ditatap secara dalam seperti ini entah kenapa menimbulkan desiran menggelitik di dadanya. "A–aku, aku dikasih nilai C sama bu guru. Padahal aku gak nakal kayak Rey," cicitnya tampak bersemu, Noina benar-benar menaruh fokus padanya.

Tangan Noina ikut beralih, memainkan surai hitam cowok itu yang tampak menutupi dahinya. "Kasiannya." Noina tersenyum tipis menyemangati Ronald yang semakin salah tingkah. "Gak papa... besok-besok lebih digiatin lagi belajarnya, semangat."

Entah kenapa dentuman kuat menghantam pertahanan Ronald, di balik rusuknya terasa gemuruh detakan jantung yang menggebu-gebu. Membuatnya beralih menatap mata Noina dengan menunduk malu menutupi seluruh wajah dengan tangan. "Loh, kenapa?" tanya Noina panik.

Ronald hanya menggeleng, tak sanggup menegakkan pandangan, membuat Reynald juga Noina kebingungan. "Kata-kata kakak ada yang buat kamu tersinggung, iya?"

Noina yang dirundung rasa bersalah segera mendekati cowok yang tengah bersembunyi itu, membawa ke rengkuhannya seraya menepuk-nepuk punggung kecil itu iba. "Kakak gak tau kamu kenapa, tapi kakak harap dengan pelukan ini kamu jadi sedikit membaik."

Reynald yang kebingungan berusaha mencari celah untuk menemukan wajah kembarannya itu. Matanya melotot kaget, bukannya melihat Ronald menangis justru tampak malu-malu seraya menggigit bibir bawahnya dengan pipi merona. Seolah mengerti, senyum jahil justru terpatri begitu saja di bibir tipis Reynald.

Tak mau kalah, Reynald ikut bergabung merentangkan tangan dengan bibir ditekuk menatap Noina sendu. "Rey juga mau dipeluk, Kak. Hari ini Rey sedang tidak baik-baik saja," ujarnya yang membuat Noina terkekeh dan ikut menarik Reynald agar merasakan pelukan hangatnya.

Di tengah pelukan itu, Reynald mendekatkan bibirnya ke telinga Ronald yang ikut memerah. Mencubit sedikit pinggang cowok itu sebelum berucap. "Lancar banget modusnya, bro."

LOVERDOSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang