57 - Lost

188 21 3
                                    

Loverdosis : 57
.
.
.

[]

Jemari Noina digenggam erat oleh Nekara yang sudah terlelap di sebelahnya. Dapat dilihatnya aura bahagia dari paras tampan cowok itu di saat Noina tidak menolak lagi untuk tidur bersama dengannya.

Noina membiarkan saja, karena malam ini adalah malam terakhir dirinya bisa bersama dengan Nekara seperti saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Noina sudah mempersiapkan segala perlengkapannya sebelum tidur tadi. Dan koper besar itu, sudah ia sembunyikan di belakang lemari.

Setelah berpikir beberapa jam terakhir, Noina akhirnya menemukan tempat yang tepat untuknya tinggal mulai saat ini. Ia juga berencana tidak melanjutkan sekolah lagi di Unity High School karena tidak ada yang bisa menanggung biayanya.

Baru saja Noina ingin terlelap, Nekara tiba-tiba tersentak dan menangkap basah dirinya yang belum juga tidur. "Kok gak tidur? Kebangun, ya?" tanyanya dengan suara yang amat serak itu. Ah, pasti suatu saat Noina akan merindukan suara ini.

"Iya," balas Noina singkat. Mana bisa tega ia memberitahu cowok yang terlihat bahagia itu.

"Sini." Nekara mendekatkan tubuh Noina padanya. Memeluk gadis itu sayang. "Saya gak tahu apa penyebab kamu hindarin saya kemarin, yang jelas saya tetap sayang sama kamu."

Noina membiarkan cowok itu mendekapnya hangat. "Mengerti? Jadi, kamu jangan berpikir saya akan meninggalkan kamu. Apapun itu masalahnya, tidak mengurangi rasa cinta saya ke kamu."

Hati Noina serasa remuk mendengar kalimat itu, bagaimana bisa? Apa ia terlalu jahat? "Kamu pun juga begitu, 'kan? Tidak akan meninggalkan saya?"

Noina mengangguk di dekat dada Nekara. Matanya memanas dengan pikiran yang kacau. Tangannya beralih naik membalas pelukan cowok itu erat. "Jika kamu mengalami kesulitan, hubungi saya. Waktu saya selalu tersedia untuk kamu."

"Sejauh apapun jarak yang memisahkan kita, pastikan ponsel kamu selalu menerima pesan dari saya. Tapi, itu kayaknya gak mungkin deh. Memangnya kita ke mana sampai seperti orang LDR kayak gitu, hahaha." Nekara terkekeh sendiri.

Dengan suara serak khas orang menangis itu, Noina membalas ucapan Nekara. "Ponsel gue selalu aktif dan ada buat lo."

Nekara menunduk. "Hey, kenapa menangis?" Cowok itu meraih pipi Noina dan dibelainya.

"Kenapa, embh?" Noina tersenyum di sela-sela tangisannya. Kemudian, menggeleng membalas pertanyaan Nekara. "Gak ada. Gue nangis karna gue sayang sama lo."

Nekara terkekeh gemas. Semakin mengeratkan pelukannya pada gadis itu. "Kamu bisa aja buat saya salah tingkah."

"Saya juga sayang banget sama kamu."

Ponsel gue akan selalu ada buat lo, Nek.

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓲𝓼

Pagi ini Nekara terbangun, matanya memandang sekitar tak melihat keberadaan Noina di sebelahnya. Cowok itu mendudukan badan, ia berpikir pasti Noina sudah mandi lebih dulu.

Namun, di saat ia memeriksa sendiri. Justru hanya kamar mandi kosong yang ditemuinya. Kakinya kemudian mengitari seisi rumah, tak menemukan keberadaan gadis itu. Juga Tama, kucing itu juga ikut menghilang entah ke mana.

LOVERDOSE [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin