46 - Feeling Blue

206 17 1
                                    

Loverdosis : 46
.
.
.

[]

Langit-langit kamar itu tampak redup, Nekara membisu dalam gelap, seraya menatap tempat kosong di sebelahnya. Tempat di mana, gadis kesayangannya terlelap bersamanya.

Sudah entah berapa lama bantal itu tak dihimpit kepala Noina. Nekara benar-benar lupa, cowok itu tak ingin mengingat, sangat tak ingin mengingat sudah beberapa hari ditinggal oleh Noina.

Jantungnya terasa ditusuk belati tajam kala mengingat bagaimana cerianya senyum Noina bersama cowok memakai motor besar itu. Benar-benar sakit. Nekara cemburu.

Miau.

Kucing sialan ini. Semenjak ditinggal ibunya, semakin semangat saja meledek Nekara. Lihatlah bagaimana hewan berbulu itu menjilati tubuhnya seraya melirik dirinya yang tengah sedih. Bersuara nyaring terlihat bahagia atas penderitaan tuannya ini.

"Cecunguk jelek, pergi atau saya tendang badan cekingmu itu!"

Sudahlah nyelekit, body shaming lagi.

Mrauw.

Tama meraung dan berbalik meninggalkan Nekara. Seraya berjalan lenggak-lenggok menampakkan bokong kecilnya.

Helaan napas panjang terdengar dari bibir Nekara. Cowok itu mendesah lelah, sangat ingin menculik Noina dari si bedebah yang tak jelas ada hubungan apa dengan gadisnya itu.

"Noina... saya kangen." Nekara bersuara serak. Menyugar rambutnya pelan.

Tapi, mengingat perkataan gadis itu yang menyuruh Nekara pergi atau Noina tak ingin bertemu dengannya lagi, adalah keputusan yang sulit bagi Nekara. Bahkan sudah berapa hari Nekara menjauh, Noina masih juga membencinya. Lantas Nekara harus bagaimana?

Nekara melirik tanggal yang tertera pada wallpaper ponselnya, harusnya malam besok adalah ulang tahun Vernon. Yang di mana, Noina akan mengenakan gaun putih kesukaannya itu.

Pandangan Nekara melirik pada lemari kaca yang tergantung gaun mewah itu di sana. Akankah besok Noina mengenakan gaun itu seraya menggandeng lengannya? Akankah senyum candu itu kembali diterbitkan hanya untuk dirinya seorang?

Detak jam menunjukkan pukul satu malam, sedari tadi Nekara hanya bermenung dengan tatapan kosong. Seolah berharap Noina akan datang mengetuk pintu kamar dan berlari menghampirinya. Nekara terus menunggu.

Malam ini dan sebelumnya sangat menyebalkan. "Saya mau dipeluk."

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓲𝓼

"Pagi, bapak ketos!"

Gopal melambaikan tangan menyapa Nekara yang melewatinya malas. "Pagi."

"Et dah, kusut amat tu muka. Perlu disetrika ga ni? Gratis no pelit-pelit club." Gopal cengengesan melihat ke arah Nekara yang meliriknya datar.

"Kamu liat pacar saya?"

"Ravy?"

"Ck!" Nekara berdecak dan melewati Gopal yang ngakak begitu saja.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now