56 - Who?

152 19 0
                                    

Playlist : Yang Kurasa - Reza Darmawangsa

Loverdosis : 56
.
.
.

[]

Pukul setengah lima pagi Noina terbangun.Gadis itu sengaja bangun lebih awal karena tidak ingin menemui Nekara yang pasti masih marah padanya.

Kakinya melangkah pelan-pelan memasuki kamar di mana Nekara masih terlelap nyaman di sana. Dengan cepat, Noina mengambil seragam sekolahnya dan menutup pintu kamar itu hati-hati.

Gadis itu mandi segera, berselang dua puluh menit dan ia sudah keluar dengan seragam lengkap. Noina segera menuju dapur dan membuat susu hangat juga sepotong roti yang segera dilahapnya.

Terdengar suara pintu dibuka yang pasti asalnya dari kamar Nekara. Malas berdebat dengan cowok itu, Noina memilih mempercepat makannya dan segera memungut tas juga perlengkapannya.

Nekara sudah memasuki kamar mandi, itulah yang dapat Noina lihat dari balik pintu ini. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, masih terlalu cepat jika gadis itu menuju sekolah saat ini juga.

Tak ingin ketahuan Nekara, gadis itu segera menutup pintu dan berjalan santai menuju gerbang menatap langit yang sudah menampakkan cahaya hangat dari sang mentari dari ufuk timur.

Jalanan terlihat sangat sepi, meski sudah banyak ibu rumah tangga yang terlihat sibuk menyapu halaman rumah masing-masing. Ah, Noina jadi rindu kampung halamannya. Di mana, pagi-pagi seperti ini sudah disibukkan dengan berbagai macam kegiatan.

Playground. Noina berjalan mendekati kawasan bermain anak-anak itu, duduk di sebuah ayunan berwarna merah seraya menggoyangkan pelan dengan kedua kakinya yang terbalut sepatu putih.

Sembari memutar lagu Yang Kurasa oleh Reza Darmawangsa, Noina terdiam memandang kosong ke depan. Merasakan hembusan angin pagi membelai pipinya yang kembali basah. Gadis itu menunduk, menatap ke arah sepatunya membiarkan air mata itu berjatuhan bebas di sana.

Entahlah, akhir-akhir ini merasa sangat sensitif, ia menjadi gampang menangis. Efek menstruasinya ternyata separah ini, menghancurkan suasana hati yang mudah terombang-ambing. Menjadi perempuan ternyata sesusah ini. Ia benci menjadi begitu rapuh.

Noina hanya diam, namun air mata itu tetap saja mengalir menembus pertahanan yang sudah dibentengi olehnya. Bibirnya mengatup sesekali dikulum ke dalam seraya meremas-remas jemari meluapkan emosi.

"Lo berhak bahagia, Nek."

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓲𝓼

Sebisa mungkin gadis itu menghindari Nekara, bahkan ketika tak sengaja bertemu dengan cowok itu di sekolah, segera Noina balik kanan agar tak bertatapan dengannya.

Akhirnya, gadis itu memilih memasuki perpustakaan. Tempat paling tenang dan sepi yang ada di sekolah. Tangannya iseng mengambil asal buku yang ada di rak dan duduk di bangku kosong yang tersedia.

Membaca dengan fokus sehingga tak menyadari adanya cowok asing yang duduk berhadapan dengannya. Sama-sama tenggelam dengan bacaan masing-masing. Noina membiarkan saja, toh cowok itu juga tidak mengganggu kenyamanannya.

Sudah sepuluh halaman yang dilewati Noina, hingga akhirnya ia jenuh dan melepas pandangan dari buku yang cukup tebal itu. Ia menatap cowok asing di depannya, ternyata sudah berganti orang. Cowok sebelumnya tidak memiliki tatanan rambut seperti ini.

LOVERDOSE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora