30 - Fighting

195 26 0
                                    

Loverdosis : 30
.
.
.

[]

Noina merebahkan badannya letih di dalam tenda itu. Melepaskan kedua sepatu, merasakan hawa dingin membelai kakinya yang perih.

Setelah melewati tiga posko yang jaraknya terbilang sangat jauh bagi Noina, akhirnya para rombongan telah sampai di tenda masing-masing.

Tak tanggung-tanggung, di setiap posko diberi tantangan agar boleh lanjut ke posko berikutnya. Bagi Noina, posko pertama sih masih aman-aman saja, hanya menyusun teka-teki yang rumpang dalam bahasa yang rumit.

Posko kedua tak terlalu sulit, yakni dalam waktu sepuluh menit harus menciptakan sebuah yel-yel kelompok yang belum terpikirkan sama sekali. Setelah melalui perdebatan tak berfaedah, akhirnya regu Noina lanjut ke posko ketiga yang jaraknya dua kali lipat dari posko pertama ke posko kedua.

Sesampai di posko ketiga, air belum juga terlihat, membuat beberapa siswa dehidrasi dan hampir mati katanya. Di sana, kelompok Noina membuat tandu dari tongkat yang dibawa masing-masing, melakukan penyelamatan darurat pada seseorang yang mengalami patah tulang.

Bahu Noina serasa remuk membopong siswa yang dijadikan korban itu, seolah benar-benar kesakitan dan hanya terlelap nyaman di atas tandu yang diangkat empat anggota itu. Noina ikut membantu karena pada posko satu dan dua ia hanya menjadi beban kelompok.

Sungguh petualangan yang membuat Noina mati muda.

Tenaga Noina benar-benar terkuras habis, dua botol air mineral hilang begitu saja melewati kerongkongannya. Kakinya tak berdaya bahkan untuk sekedar berdiri saja. Remuk sudah semuanya.

"Capek, hm?" Noina ngos-ngosan memperhatikan Nekara yang tersenyum. Melihat cowok itu membawa kipas kecil di tangannya, tak segan Noina langsung saja merampas dan diarahkan ke lehernya yang basah.

"Itu punya saya." Nekara hendak merebut.

"Bentar doang, pelit!" sembur Noina yang membuat nyali Nekara menciut.

Cowok itu melepas sepatu yang terpasang dan duduk di sebelah Noina yang belum juga berhenti mengeluh kelelahan. Ia merebahkan kepala pada bahu Noina dan menutup kedua mata perlahan.

Merasakan badannya berat sebelah, Noina menatap sinis Nekara di sampingnya. Hampir saja ujung dari rambut yang diikat ke atas itu memasuki lubang hidung Noina, kalau tak segera digesernya yang membuat Nekara menjerit kesakitan.

"Ahh, rambut saya, Na." Nekara mengelus kepalanya yang ditarik paksa Noina tak tahu adab.

Bahu Noina bergedik acuh, sibuk mengikat rambutnya yang basah dengan karet kuning itu.

"Nanti malam kegiatannya apa?" tanya Noina.

"Bakar jagung sama api unggun." Nekara membalas.

Nekara menatap lamat-lamat Noina yang tengah mengatur kecepatan kipas kecil itu. "Kamu masih belum yakin sama saya, ya?"

"Belum."

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓮

Jagung itu berputar di sekitaran bara api yang menyala. Sweater yang dikenakan gadis itu digulung sedikit ke atas, menampakkan lengan kecilnya. Bibir Noina meniup-niup pelan biji berwarna kuning itu agar bisa dimakan.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now