03 - Musnahkan

717 112 143
                                    

Loverdose : 03
.
.
.

[]

"Ayo ke kelas. Saya musnahin mereka yang sakitin kamu."

Noina melongo mendengar penuturan tak jelas Nekara. "Lo tadi habis mabuk ya, Kak OSIS?" Noina bertanya.

"Gak, saya masih sadar, kenapa memangnya?" Nekara memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Habis diputusin pacar?"

"Enggak."

"Habis diceramahi Bu Dangdut?"

"Gak juga."

"Ha? Trus kenapa dari tadi omongan lo ngelantur mulu?" Noina menapakkan kakinya pada tangga kecil di dekat kaki brankar. Mulai melangkah turun seraya memperhatikan Nekara yang tak mau lepas pandangan darinya.

"Saya gak ngelantur, Noina. Kamu itu bagian dari sekolah ini yang merupakan tanggung jawab saya."

Noina bodoamat dan berlalu meninggalkan cowok itu yang berceloteh sendirian.

Nekara mengerucutkan bibirnya sebal, Noina telah keluar UKS tanpa mengajak dirinya. Nekara benar-benar terluka. Cowok itu sedikit berlari mengejar Noina yang mulai menjauh.

"Kenapa kamu selalu ninggalin saya?" Nekara meraih kedua bahu Noina.

"Apasih? Aneh tau gak, awas!" Noina melepaskan cekalan tangan itu dari bahunya dan berjalan menyusuri koridor kelas.

Nekara terus berlari mengejar Noina. Ia meraih pergelangan lengan yang kecil milik gadis itu. "Mari kita basmi orang yang sakitin kamu!" Lagi-lagi kunyuk itu tersenyum.

"Serah dah serah!" pasrah Noina.

Nekara menatap Noina tajam, ia memanyunkan bibirnya mendengar balasan dari bibir kecil gadis itu.

"Jawaban kamu bikin saya terluka," ucap Nekara mengarahkan tangan Noina ke dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jawaban kamu bikin saya terluka," ucap Nekara mengarahkan tangan Noina ke dadanya. "Sakitnya di sini," lanjut cowok itu.

"Kak, lo freak." Noina bergedik ngeri. Sumpah, Nekara adalah cowok ter-aneh yang pernah dijumpainya.

Tak buang waktu lagi, Noina mempercepat lajunya meninggalkan Nekara yang terus meracau. Pintu kelas sudah di hadapan gadis itu, sepertinya ada jamkos lantaran terdengar sorakan kebebasan dari kelas nerakanya itu.

Ceklek.

Noina menundukkan pandangan kala merasakan tubuhnya ditaburi sesuatu. Dan benar, semua siswa yang melihat ke arahnya tertawa lepas seolah melihat pertunjukan lucu yang patut diapresiasi. Noina memainkan rambutnya, melihat butiran putih itu. Tepung, sekarang tubuhnya sudah menjadi putih semua karena hujan tepung yang dipasang sebagai jebakan oleh para anak dakjal yang bersemanyam di kelasnya itu.

LOVERDOSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang