Buat Dia Jatuh Cinta!

Comincia dall'inizio
                                    

Rexi dan Bellina kaget mendengar pernyataan dari Barack yang mengatakan kalau Anggara dan Rexi akan menikah bulan depan.

Al tidak bereaksi apa-apa dan hanya menatap santai Barack sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

"Hum ... Pernikahan mereka berdua ingin dipercepat bulan depan?" tanya Al meledek.

"Bagaimana kalau saya menyusun rencana pembunuhan saya kepada anda hari ini juga?" lanjut Al bertanya kepada Barack.

Barack terdiam.

"Buat apa anda kekeh untuk memisahkan saya dengan Rexi? Bukannya anda sudah tahu dari awal bahwa motto hidup saya. Siapa saja yang mengambil apa yang saya punya dan sudah menjadi hak paten saya, akan saya bunuh walaupun itu keluarga atau bukan!" kata Al mengingatkan.

"Dan kalaupun saya harus membunuh anda, maka saya bisa membunuh anda dengan cepat tanpa rasa bersalah atau berat hati, karena anda itu hanya seorang ayah angkat! Seorang ayah yang egois dan tidak pernah memikirkan perasaan anaknya!" bentak Al.

"Dan tunggu penyesalan akan datang secepatnya menyelimuti anda, karena anda berhasil membuat kondisi anak anda sendiri melemah!" lanjutnya, lalu menunjuk ke arah Rexi yang sudah berlinang dengan air mata.

"Rexi ..." lirih Barack dengan pelan, lalu berniat untuk menghampiri Rexi.

"KENAPA PAPA HARUS MELAKUKAN SEMUA INI?! KENAPA PAPA JAHAT SAMA REXI?! KENAPA PAPA SELALU MENGATUR APA YANG YANG MAU REXI LAKUIN?!" tanya Rexi marah.

"Kenapa, Pa?" lanjutnya bertanya dengan serak.

"Hiks! Hiks! Hiks!"

Suara tangisan yang keluar dari mulut Rexi menari bebas di kedua telinga Barack.

Barack terdiam.

Al berjalan menghampiri Rexi dan menghapus kedua air mata Rexi dengan menggunakan ibu jarinya.

"Lo jangan pernah nangis kayak gini atau mikirin banyak beban. Gue enggak mau nanti lo dan anak gue kenapa-kenapa," kata Al berbisik di telinga kanan Rexi.

Rexi tiba-tiba mencabut infusnya tanpa berkata apapun. Sontak hal itu membuat semua yang ada di ruangan itu kaget termasuk Al.

"Rexi!" teriak Al.

"Buat apa gue hidup di dunia ini kalau cuma jadi derita doang?! Gue benci semuanya! Benar-benar benci! Gue enggak suka sama papa dan enggak suka sama Tuhan! Hiks!" teriak Rexi.

"Tuhan udah renggut nyawa mama dan papa udah renggut semua kebahagiaan gue! Hiks ... Rexi capek, Pa ... Capek ..." ucap Rexi semakin melemah dan juga tidak memperdulikan tangannya yang berdarah karena tadinya dia menarik paksa infusnya.

"Nak ... Tangan kamu berdarah," kata Barack sambil menghampiri Rexi.

"BARACK MAXIS!"

Dua kata nama yang keluar dari mulut Rexi berhasil membuat seisi ruangan itu kaget bukan main, termasuk Barack yang langsung berhenti berjalan.

Barack terdiam speechless saat mendengar nama belakang dan nama awalnya disebutkan dengan kasar oleh anaknya.

Untuk kedua kalinya Rexi menyebut nama Barack dengan lengkap setelah kepergian ibunya.

My BrotherDove le storie prendono vita. Scoprilo ora