7. Kesalahpahaman

17.4K 1.7K 26
                                    

•••

"Halalin Hazna, Gus!" pintaku membuat bola mata Gus Athar membola.

Pasalnya berita ketika di pusat kesehatan kini sudah sampai telinga ndalem, untungnya saja para santri tidak ada yang tahu. Namun pencemaran nama baik Gus Athar sudah terancam karena tindakan kesalahpahaman waktu lalu.

Aku dengan berani menatap matanya, "Hazna nggak mau Gus Athar diasingkan di Oman seumur hidup karena Gus Athar nggak mau nikahin Hazna."

"Hazna juga ikhlas untuk nikah muda dengan Gus," papar ku mendapat respon pandangan datar.

"Saya yang belum siap."

"Lebih baik saya mengasingkan diri saya daripada menikah dengan wanita yang tidak saya cintai, hal itu akan membuat sebuah hubungan rumah tangga cepat kandas dan saya tidak mau sampai itu terjadi apalagi kamu yang akan jadi calon istri saya."

"Saya tahu kamu adik dari Sauqi, santri laki-laki yang sangat berprestasi di pesantren Al Hikmah. Beliau pasti akan kecewa jika saya menyakiti kamu. Jadi maaf, saya tidak bisa," sambung Gus Athar tanpa melihatku.

Penolakan secara langsung itu membuat aku merasakan sangat teramat sakit di dada. "Tapi cinta akan datang karena terbiasa. Jika Hazna selalu ada di samping Gus setelah menikah, pasti Gus Athar bisa mencintai Hazna kok."

"Ucapan memang mudah sekali di katakan tapi, proses kehidupan selanjutnya kita tidak tahu akan terjadi seperti apa. Saya takut selamanya tidak bisa mencintai kamu apalagi di saat kita sudah menikah nantinya."

"Gus Athar bukan nggak mau mencintai Hazna, tapi hati Gus Athar udah jadi milik wanita lain," pungkas ku dengan suara bergetar.

"Sekarang Hazna tahu, sekeras apapun Pak Kiyai dan Umi beri tahu bahwa Gus harus menikahi Hazna pasti Gus nolak. Mungkin yang paling terbaik Hazna aja yang pindah Pesantren." Aku memutar balik tubuhku untuk pergi.

Baru kali ini aku merasakan rasa tolakan cinta, biasanya lelaki banyak yang memuja ku untuk di jadikan kekasih. Namun kali ini berbeda bahkan sangat berbeda, memang aku harus sadar diri. Ilmu agamaku masih cetek di bandingkan Gus Athar yang jauh lebih tinggi.

Saat berbalik pun beliau tanpa ada niat untuk mengejarku, aish Hazna! Kamu hanya santri baru yang terlibat kasus kesalahpahaman, mana mungkin Gus Athar nerima ini semua. Bisa turun derajatnya kalo beliau setuju menikah denganku.

Tapi point yang terpenting, aku nggak akan lagi mengharapkan lelaki yang sudah mencintai wanita lain.

***

"Kejadian di pusat kesehatan cuman kesalahpahaman, Umi," lirih Gus Athar menggenggam tangan Umi Azizah.

Umi Azizah memegang dadanya yang nyeri. "Adik kamu sudah menjadi saksi, Byan. Tapi kenapa kamu malah memilih mengasingkan diri di Oman dari pada menikah dengan Hazna?"

"Umi sangat kenal Hazna, dia gadis dari keluarga baik-baik. Memang sebelumnya ada kasus dari Hazna yang jelek, namun setelah masuk ke dalam pondok pesantren sikap dia sudah banyak berubah."

"Sauqi sudah berpesan kepada Umi bahwa ALM. Ayah nya juga ingin sekali salah satu anak Umi untuk menikah dengan Hazna. Tapi setelah kejadian ini kamu yang harus bertanggung jawab."

"Byan nggak bisa nikah sama orang yang nggak Byan cintai," geleng Gus Athar.

Umi Azizah mengangkat kepala Gus Athar. "Dengan mencintai Neira yang merupakan adikmu sendiri?"

"Sampai kapanpun Umi nggak akan setuju, Byan!"

Gus Athar menegang. "Bagaimana Umi tahu?" tanyanya kaku.

Halalin Hazna, Gus! [END]Where stories live. Discover now