5. Hari patah hati Nasional

17K 1.8K 4
                                    

Arti nama-nama peran lagi di cerita Halalin Hazna, Gus! Cekidot:

- Aneira Faeqa Az zaida: perempuan cantik berkulit putih bersih yang banyak di sukai karena kesederhanaan nya.

- Erina Naifa Habbada: perempuan cantik dan kejujuran memiliki daya tarik.

- Rafifa Putri Hakimah: perempuan berakhlak baik dan berlaku adil seperti hakim.

- Joydi Zaviyar: laki-laki pandai dengan sikap yang pemberani.

•••

"Bundaaa, Abangg!!! Hazna maluu!" batinku berteriak keras.

Memang bukan hanya aku yang di hukum. Masih banyak lagi 5 perempuan yang di antaranya ada Nuha dan Balqis. Apalagi dari gender sebelah, ada sekitar 10 laki-laki sedang melaksanakan hukuman seperti ku, ternyata Joy menjadi salah satu diantara puluhan laki-laki itu.

Baju khusus yang di bicarakan Nuha sewaktu malam ternyata dari waring (karung) putih bekas wadah beras Bul*g yang sudah sedemikian rupa di rancang seperti gamis untuk santri perempuan seperti ku, namun setiap jahitan sama sekali tidak rapih.

Dengan baju khusus laki-laki sama menggunakan bahan waring yang di rancang seperti baju Arab. Aksesoris seperti pertama kali aku masuk ke sekolah negeri pun terpasang di leher masing-masing, wajah kami di rias asal semua.

"Tumben banget panas begini," keluh Balqis yang berada di depanku.

Balqis menengokkan kepalanya padaku dengan tampang polosnya membuat aku dengannya ingin tertawa bersama. Wajah kami sama-sama buruk oleh riasan, di tambah lagi keringat dari panasnya matahari yang memancar.

"Hahahaha, wajah Hazna gosong," tawa Balqis membuat aku mendelik.

Aku mengusap bulir di dahi ku sejenak. "Aqis! kamu juga tau, mau Hazna ambil kan kaca?" sungut ku menawar.

"Nggak usah, Na. Wajah Hazna aja udah kaya begitu yang cantiknya Masya Allah, apalagi wajah Aqis sendiri. Aqis udah bisa prediksi," sombong Balqis melanjutkan jalannya berkeliling lapangan.

Ketika aku menengokkan kepalaku ke belakang aku melihat perempuan cantik waktu itu sedang melakukan hukuman seperti ku. Ternyata dia juga santri bandel, aku baru tau. Ah, tapi aku jangan bersuuzdon dulu.

Melihat wajah Nuha yang masih begar membuat aku terheran pada nya. "Nuha??"

"Hah?" pungkas Nuha bingung menolehkan kepalanya kesana-kemari lalu dia menaikkan alisnya padaku. "Ada apa, Na?"

"Kok kamu nggak keliatan capeknya si? Kamu pake jurus apa, ajarin dong."

"Nggak pake jurus, tapi ini," tunjuk Nuha pada tasbih digitalnya yang dia genggam.

Mata ku terharu, "Nuha shalehah banget. Ya udah, sekarang Hazna akan ikutin apa yang Nuha lakuin. Tapi pake tangan," lontar ku dan Nuha tersenyum manis sebagai tanggapan.

Aaaaaa Gus Athar!!

Teriakan itu membuat jantungku berdetak kencang, aku pun mengikuti arah mata lainnya yang ke belakang. Betapa terkejutnya aku melihat Gus ku sedang menggendong perempuan cantik itu, mataku malah memanas.

"Kok bisa..." lirihku menerka-nerka.

Gus Athar dengan wajah cemasnya menggendong santri perempuan itu, beliau tanpa rasa takut akan cibiran dari santri lainnya berlalu pergi membawa tubuh yang ada di gendongannya untuk ke tempat kesehatan.

Halalin Hazna, Gus! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang