BAB 12

31 0 0
                                    

"Kal, semalam kamu ke pasar malam mau ngapain? Dan bagaimana ceritanya Banyu bisa kamu ajak kesana?" Tanya Hasna diruang makan.

"Banyu hanya mengantarnya" cegah Banyu sebelum Kalya bicara.

"Tapi aneh, biasanya kamu tuh gak akan mau diajak ketempat begitu."

"Mas Banyu hanya mengantarku untuk membeli gulali kok Oma, nggak ada niat lebih" ucap Kalya seraya tersenyum canggung.

"Gulali? Kamu kan sudah besar kenapa ingin membeli gulali?" Hasna menatap Kalya penuh tanya.

"Ooooh Oma tahu sekarang" katanya semangat. Namun mereka tak paham tentang apa yang Hasna pikirkan. "Kamu hamil ya???" Tanya nya yang penuh harap. Sedangkan Kalya dan Banyu saling pandang beberapa detik sebelum akhirnya Banyu menjelaskan kekeliruan.

"Oma Banyu tahu Oma ingin sekali memiliki cucu. Tapi, bisakah jika di meja makan jangan banyak bicara"

"Mas" panggil Kalya pelan takut Oma nya itu tersinggung dengan perkataan Banyu.

"Oma kan hanya berpendapat. Lagian wajar kan Oma bertanya. Kalya minta yang aneh-aneh terus Oma coba tebak aja mungkin dia hamil. Iya kan Mahendra? Ibu gak salah kan?" Mahendra yang hendak menyuap nasi ke dalam mulutnya berhenti sejenak. Menatap sang ibu bingung. Akhirnya sebagai jawaban untuk menyenangkan Hasna, Mahendra hanya menganggukkan kepalanya pertanda ia mendukung pendapat ibunya. Ya kalau tidak begitu, wasalam.

"Oma sudah ya. Kita makan dulu. Nanti Oma bisa bahas anak sepuasnya sama Kalya." Ucap Banyu sudah jengah.

"Kamu kok sensitif begitu. Oma hanya tanya. Ya kalau memang belum gapapa"

Banyu bangkit dari duduknya.

"Pa, Banyu mau berangkat."

Mahendra mengangguk kemudian berbicara "Hati-hati"

Kalya pun mengikuti jejak Banyu. Ia bangkit dari duduknya. "Mas aku ikut"

"Loh kok jadi pada pergi. Apa ibu salah berbicara Mahendra?" Tanya Hasna.

"Oma tidak salah, Banyu nya aja yang baper" Ya, siapa lagi kalau bukan Ammar yang mengatakan begitu.
"Pa Ammar berangkat."

"Kamu hati-hati juga ya"

"Bu, kalau bisa jangan mengatakan hal seperti itu lagi. Ada beberapa orang yang tidak suka jika ditanyakan dengan pertanyaan seperti itu. Tunggu saja, sabar, mungkin mereka sedang proses"

"Tapi kan Oma hanya bertanya Mahendra."

"Iya saya tahu. Beberapa orang memang sesensitif itu jika diberi pertanyaan yang mereka tidak sukai. Ibu doakan saja mereka, semoga secepatnya memiliki anak."

"Kamu sama saja dengan yang lain. Ibu gak ada yang mendukung sama sekali disini."

Hasna bangkit dari duduknya. Kemudian meninggalkan Mahendra tanpa sepatah kata apapun lagi.

"Bu saya hanya ..."

"Diam jangan bicara!"

***

Mobil melesat dengan kecepatan tinggi. Dari awal sampai tengah-tengah perjalanan mereka saling diam.

"Mas Banyu kita mau kemana?" Akhirnya Kalya mengalah. Satu pertanyaan terlontar dari bibirnya.

Sontak dengan tiba tibanya Banyu menghentikan mobil. Jika tidak pakai sabuk pengaman mungkin kepalanya akan terbentur dashboard.

"Turun" titah Banyu yang membuat Kalya terperangah.

"Saya bilang turun! Kau tidak mendengar ucapan saya?" Ucapnya namun pandangannya tidak bersitatap dengan Kalya.

Banyu hanya ingin menghukum Kalya dengan kejadian semalam, pamornya sudah turun gara-gara naik biang lala yang menurutnya sialan itu. Gara-gara itu juga Omanya menyangka bahwa Kalya sudah hamil anaknya.

Di Bawah Kolong Langit (ON GOING)Where stories live. Discover now