BAB 8

22 0 0
                                    

SEGALA hal yang dimulai karena keterpaksaan akan sulit untuk dijalankan. Segala bentuk tindakan tidak ikhlas akan sulit untuk dilakukan. Begitu yang dirasakan Banyu. Sulit untuk menjalankan pernikahan yang bukan merupakan pernikahan impiannya. Pernikahan impiannya ketika Banyu bersanding dengan perempuan yang ia cintai yaitu Karisa. Apalah daya, Hasna Omanya yang sangat ia cintai dan sayangi menjodohkannya dengan perempuan yang sama sekali belum ia kenal sebelumnya. Banyu tetap menuruti kemauan Hasan, apapun itu.

Sekarang ia sedang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Ya dia meninggalkan Kalya di hotel sendiri demi menemui temannya di salah satu cafe.

"Kenapa mau ketemu gue? Bukannya lu abis resepsi, harusnya bisa mesra-mesraan dong sama istri lu" Ucap Mario setelah Banyu duduk di sebrangnya. Sebelum menjawab pertanyaan dari Mario, Banyu memijit keningnya kasar.

"Sangat beban mempunyai istri kayak dia ... Bawel"

Seketika tawa Mario pecah "Tapi dia keliatan nya pendiem bro. Gue gak yakin kalo istri lu bawel, apa lu cuma ngada-ngada aja" tuduh nya.

"Coba aja lu tinggal sehari sama dia kalau kepala lu sampai gak botak gue bayar!" Lagi-lagi Mario tertawa girang. "Gue sama sekali gak cinta sama dia. Lu tau kan pacar gue cuma Karisa. Gue cintanya cuma sama Karisa, titik!"

"Ooooh, jadi lu ketemu gue cuma mau bilang itu" kata Mario berpendapat.

"Bukan itu aja, gue gak mau terlalu sering berduaan sama dia"

Mario menaikan alis sebelah. "Kenapa? Takut jatuh cinta?"

Banyu menimpuk kacang ke kening Mario. "Itu gak akan terjadi sampai kiamat pun"

Mario mengusap kening yang terkena lemparan kacang. "Jangan sombong Nyu. Nanti tiba-tiba lu suka baru tau rasa lu"

"Sampai gue jatuh cinta sama perempuan itu lu mau gue kasih hadiah apa?"

"Yang bener Nyu?" Banyu mengangguk seraya menyeruput teh hangat yang telah Mario pesan sebelumnya. "Kalo begitu gue mau Resort yang ada di Bandung buat gue"

Seketika Banyu tersedak minuman tehnya. "Lu kaget Nyu gue minta itu?"

Banyu menggeleng. Padahal memang benar ia terkejut karena Resort itu tempat yang ia sayangi karena banyak sejarahnya. "Payah lu Nyu. Gak jadi deh gue minta tempat itu"

Detik berikutnya.

"Deal"

Mata Mario membulat sempurna.
"Lu gak bercanda kan Nyu?"

"Gak lah mana pernah Banyu Al Mahendra main-main dengan urusan begini. Lagian resort itu gak akan pernah jatuh ke tangan lu karena gue gak akan menaruh hati gue sama dia"

"Oke deal" Mario mengulurkan tangannya tanda setuju.

"Emangnya nama istri lu siapa si?" Tanya Mario penasaran.

"Kata Oma gue si namanya Kalya. Gue gak pernah si manggil dia dengan sebutan nama"

"Why?" Lagi-lagi Mario penasaran.

"Gak pingin aja dan gak mau" jawab Banyu dengan alasan singkat.

"Suatu saat lu akan manggil dia dengan namanya" keukeh Mario.

"Engga akan, mar!"

***

Di tengah pedesaan yang asri, tiga orang manusia sangat berbahagia. Senyumnya terus terukir dari awal singgah menginjak lumpur mencari sesuatu binatang yang tersembunyi dibaliknya. Dengan langkah susah payah dua gadis itu membuntuti ayahnya dari belakang.

Di Bawah Kolong Langit (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang