BAB 7

22 0 0
                                    

TAK disangka-sangka Kalya mendapat jodoh mapan, rupawan dan yang lebih terkejutnya lagi mereka dari keturunan keluarga bangsawan. Layaknya dongeng Cinderella yang dibenci ibu tirinya lalu menemukan pangeran berkuda kisahnya mirip seperti itu. Namun ada perbedaan sedikit dikisah kehidupan Kalya, pangeran yang ini belum memberikannya kasih sayang dan cinta. Tak apa, mungkin perlu waktu bagi pangeran untuk mengenal gadis seperti Kalya. Karena cinta itu tumbuh seiring berjalannya sang waktu.

Kini apa yang Kalya mau serba ada di depan mata. Dapat maskawin apartemen pula plus berlian 50 karat, belum lagi saham 10% akan jatuh ke tangannya. Luar biasa cara kerja takdir-Nya.

Make-up flawless sudah terpampang di wajah ayunya. Tak lupa gaun biru muda yang menjuntai ke lantai dan sepatu kaca tingginya kurang lebih 7 centimeter. Resepsi pernikahan Banyu dan Kalya akan segera dilangsungkan. Mahendra yang notabenenya presdir diperusahaannya mengundang para tamu penting yaitu sekitar lima ribuan orang, baik di dalam negeri maupun luar negeri dan sisanya karyawan biasa yang tak luput pula diundang.

Acara resepsi tadinya berkonsep outdoor. Lokasinya dipilih gedong putih Bandung. Namun bulan September adalah Bulan penghujan karena bulan yang berakhiran ber- itu identik bulan hujan. Maka dari itu Mahendra tak ingin acara penting ini gagal, ia harap acara anak keduanya itu sukses karena banyak tamu kehormatan yang akan datang. Hotel Intercontinental Pondok Indah yang dipilih. Karena lokasinya tak jauh dari rumah mereka. Sebab yang kedua adalah konsep pernikahan indoor yang mereka inginkan.

Kalya menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia masih tak percaya hidupnya akan menjadi seperti itu.

"Mbak kal sudah ditunggu oleh pak Banyu diluar" Maya berbicara diambang pintu.

Kalya mengangguk kemudian dibantu oleh pelayan suruhan Hasna untuk berjalan menuju gerbang, sudah ada Banyu yang menunggunya.

Kalya terkejut bukan main. Di depan rumah sudah ada sekitaran lima belas mobil yang terparkir untuk mengiringi mereka ke lokasi. Tak ada barang satupun merk mobil yang murah, rata-rata semua harganya mahal dan berkelas. Kalya jadi bingung mobil mana yang akan ia naiki.

"Silahkan nona masuk ke mobil yang ini. Tuan Banyu sudah ada didalam" akhirnya seorang lelaki berbaju bak penjaga istana itu mengintruksikan Kalya untuk menaiki mobil Range Rover keluaran terbaru. Mobil yang harganya miliaran rupiah. Gila ini sungguh gila hidupnya seperti princess sungguhan. Sampai-sampai ia bertanya dalam hati, apa ini kenyataan? Bangunkan Kalya jika ini sebuah mimpi.

Di dalam mobil mewah tersebut tak ada tanda-tanda kehidupan. Mereka hanya saling diam sesekali menatap kearah kaca spion depan. Kalya menatap Banyu dengan bergumam di dalam hati, suaminya tambah kadar ketampanannya jika mengenakan jas hitam dengan dalaman kemeja putih sementara celananya senada dengan warna jasnya. MasyaAllah layak disematkan gelar pangeran.

Beberapa menit mereka sampai tujuan. Di depan hotel, keduanya disambut dengan meriah. Juga ada banyak orang disana. Kemudian dua orang laki-laki membukakan pintu mereka. "Terimakasih" ucap Kalya ramah pada pria yang telah membukakan pintu untuknya.

Banyu berjalan cepat mengitari Mobil, dirinya ingin menjemput Kalya dari sebelah kiri. Setelah berhadapan dengan Kalya, Banyu mengulurkan lengan sebelah kirinya untuk disambut dengan tangan Kalya. Perubahan sikap Banyu yang mendadak membuat Kalya bingung. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang spontanitas berubah. Dahinya berkerut. Alisnya bertaut. Pikirnya ada apa dengan sang suami saat ini?

Setelah beberapa lama dalam kebingungan akhirnya Kalya menyambut lengan Banyu dengan lembut.

"Ini hanya pura-pura." Bisik banyu pelan di telinga Kalya.  Kemudian berbicara lagi "Kau tidak boleh memasang wajah masam."

Di Bawah Kolong Langit (ON GOING)Where stories live. Discover now