38. tri deg wyth : coddod anialwch

5.4K 632 120
                                    

Petunjuk:

Setiap ganti scene khusus chapter ini punya feeling yang berbeda-beda, jadi aku kasih playlist background sound sesuai scene part. Bisa di check dulu sebelum baca partnya. So, Enjoy!!

______________________________________________

Playlist: Desert Rose, Lolo Zouai- slowed, reverb vers.

Karina memandang sambungan video prosesi kremasi salah seorang sahabatnya dengan hati yang berat dan kelabu.

Bahkan sarung tangan hitamnya pun telah basah dengan sapuan air mata miliknya.

Karina pernah meninggal, Karina pernah merasakan rasa sakitnya. Untuk itu, Karina berharap bahwasannya kehidupan Giselle yang selanjutnya, akan jauh lebih baik daripada kehidupannya di dunia Zeterlite ini.

Begitu prosesi telah selesai dilaksanakan, Karina limbung dengan nafas yang terputus-putus dan tak lama kemudian Karina jatuh pingsan. Dengan cepat Yechezkel segera menangkap Karina yang hampir saja terjatuh bebas di lantai.

Mengusap perlahan kening dan rambut panjang Karina kemudian beralih menghapus sisa-sisa air mata yang berada di pelupuk dan sekitar mata wanitanya ini, Yechezkel menatap Karina khawatir.

Panas, badan Karina terasa panas.

Dengan segera Yechezkel membawa Karina menapaki anak tangga untuk segera menuju kamarnya.

"Ya Tuhan, Cara. Ketahanan tubuhmu seharusnya terbilang kuat karena kamu seorang Ferdinand, tapi belakangan ini aku mendapati vitalitas tubuhmu terlalu lemah sayang, bertahanlah"

Butler Samuel yang melihat Yechezkel membopong Karina dengan tergesa pun kelabakan. Pria berusia setengah abad ini pun sesegera mungkin menunjukkan jalan pada tuannya, kemudian membukakan pintu kamar milik Yechezkel.

Sementara dalam pingsannya, Karina bermimpi berada di dalam sebuah lorong waktu, dengan begitu banyaknya arloji dan jarum jam yang berdentang di dalamnya.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat seorang wanita yang duduk membelakanginya.

"Giselle?"

Giselle, wanita yang dipanggilnya itu mendongakkan kepalanya mencari sumber suara, matanya terbelalak mendapati salah seorang sahabatnya berada di tempat yang sama dengannya tanpa diduganya.

"Karina!!" pekik Giselle senang.

"Senang bertemu denganmu disini, kurasa sudah lama sekali kita enggak bertemu, Rin. Miss you so much...." Giselle memeluk Karina erat.

"iya, kangen banget Selle, terakhir ketemu kapan ya, udah lama banget kayaknya, ha ha" ujar Karina simpul kemudian terkekeh kecil pada akhirnya.

Setelah mengambil posisi duduk, Karina menatap Giselle dan melihat bahwa wanita itu berpakaian sangat rapi dengan gaun putihnya yang menjuntai indah.

"Selle, kamu ingin kemana?" ujar Karina dengan terbata.

Giselle tersenyum sedih, terlihat getir namun tetap memaksakan senyumannya.

"Bukankah kamu juga sudah mengetahuinya, Karina? aku harus pergi sekarang, aku hanya ingin berpamitan kepadamu, setelah berada disini aku baru mengetahui bahwa kamu bukan sahabat lamaku, akan tetapi sahabat baruku. Terima kasih Karina, entah siapapun kamu, kamu merupakan salah seorang sahabat terbaikku selama ini"

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang