14. pedwar ar ddeg: yr arogl dau deulu

8.8K 1.4K 146
                                    

Karina berdiri di depan kanvas barunya, sambil memegang selembar kertas sketsanya guna menghitung-hitung berapa banyak tempat yang dia butuhkan untuk membuat gambar Menara Lissfell dan perbandingannya dengan taman bunga lavender di bawahnya.

Perhitungan ini penting, agar tidak ada yang lebih mendominasi kanvasnya dan memiliki proporsi yang pas.

Ya, sepulang Karina dari acara Winter yang sangat mewah tadi, Karina sedikit suntuk dan memutuskan untuk menyoret-nyoret sketsa lukisan, dan kini ibu muda itu tengah memutuskan untuk membuat lukisannya sekalian.

Tak berapa lama, bi Surti memanggil Karina bahwa kedua anak-anaknya sudah pulang.

Ya, tadi Karina mendapatkan pesan dari Artheria bahwasannya kedua anaknya tengah bermain bernama teman barunya. Dan tanpa berpikir panjang Karina hanya mengangguk mengiyakan.

lagipula, pasti para bodyguard yang dibayar oleh kakek William akan terus membuntuti anak-anaknya. pikirnya santai.

Meletakkan kembali sketsanya, Karina berjalan menuju lantai bawah rumahnya guna menjemput kedua anaknya. Tetapi ketika Karina berjalan melewati pintu ruang tamunya untuk menjemput kedua anaknya, terdapat pria yang terlihat cukup dewasa dengan menggendong kedua anaknya yang tertidur pulas. Sementara di belakang pria itu terdapat seorang pria berumur empat puluhan membawakan tas-tas belanjaan dari beberapa butik anak-anak dan toko mainan yang cukup exclusive di kota N.

Kali ini Karina tengah menggunakan rok berwarna sky blue di atas lutut dengan atasan blouse putih tanpa lengan. Kecantikannya terlihat begitu berpendar di kegelapan malam.

Berdehem sejenak, pria yang menggendong kedua anaknya menanyakan di mana kamar si kembar, dan dengan sedikit tersentak Karina membimbing pria tinggi itu kelantai dua dan mamasuki sebuah kamar berwarna perpaduan sky blue dan pastel lavender. Kamar kedua anaknya.

Dapat Karina lihat bahwa pria muda itu dengan telaten tengah mencoba melepaskan jaket tebal dan kaus kaki yang di pakai kedua anaknya secara bergantian. Tak lama kemudian, pria itu berkata pada Karina,

"bisa minta tolong ambilkan piama mereka? lebih baik segera menggantikan pakaian mereka agar tidur mereka nyaman. atau kau saja yang ingin menggantikan pakaiannya? selaku mommy-nya?"

"ah.. iya sebentar, akan kuambilkan piama mereka" ujar Karina setelah tersadar dari rasa bingungnya.

Sebelum Karina sempat melangkahkan kakinya, Hezkel kembali berkata padanya, "oh, dan bisakah kau minta tolong pada asisten rumah tanggamu untuk menyiapkan baskom air hangat dengan sedikit antiseptik dan kain lapnya? aku takut mereka berdua akan tidak nyaman bangun pagi besok karena seharian bermain di luar dan belum mandi" pinta Hezkel panjang lebar yang hanya mampu membuat Karina memiringkan kepalanya setelah bingung dan berjalan ke arah pintu keluar.

Sebenarnya siapa yang orang tua si kembar disini? pikirnya bingung. Bahkan Karina yang notabene ibu mereka saja tidak berpikiran sampai kesana. Pria yang aneh.

Setelah Hezkel berhasil melepaskan pakaian berat dan menyiksa yang di pakai kedua calon anaknya, Tak lama kemudian Karina masuk ke dalam kamar disertai dengan bi Surti yang membawa baskom air hangat dengan sedikit antiseptic di dalamnya, dan nanny Maryam yang datang kemudian dengan membawa sepasang piama tidur dan minyak penghangat tubuh bayi bagi si kembar dari arah walking closet milik si kembar di ujung kamar.

Menyerahkan semuanya pada nanny Maryam dan bi Surti untuk mengurus si kembar, Karina mengantar Hezkel ke arah pintu keluar rumahnya,

Sebelum Hezkel benar-benar pergi, Karina sempat menawarkannya minum namun pria itu dengan sopan menolaknya karena sedang terburu-buru.

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang