11. un ar ddeg: tad

10K 1.6K 103
                                    


"ayahnya Quiel jangan sedlih, nanti ayah nggak ganteng lagi kayak Quiel loh..."

Batita berpipi tembam itu melingkarkan jari-jarinya yang mungil pada jari kelingking Hezkel yang besar,menurutnya. Sedangkan Hezkel yang melihat seorang bayi selucu batita di hadapannya terkesima. Matanya mengerjab-ngerjab dan tanpa terasa kedua pelupuknya basah.

Bayi darimana ini? kenapa lucu sekali? Apa semua bayi akan seperti ini? tapi sepertinya ukuran bayi ini tidak cocok disebut bayi karena terlalu besar untuk ukuran bayi..,

"Ayah nangis? Jangan nangis, ayah, gendong Quiel dong! Queilnya kan cape beldiri telus!" rengek Ezequiel manja.

Hezkel yang tersadar, menatap bayi dihadapannya bingung. Bagaimana cara menggendong bayi agar tidak hancur? apakah boleh aku menggendong bayi ini?

"ayah bingung cala menggendong Quiel ya? sini Quiel ajalin! tangan ayah taluh di perut sama pinggang Quiel, Quielnya ayah pegang kencang tlus diangkat bial Quiel nantli nggak jatuh! ayo ayah gendong Quiel!"

Dengan gerakan kaku, Hezkel mengikuti arahan Ezequiel dalam diam, setelah menurutnya benar, pria berusia 31 tahun itu menatap wajah batita itu lamat dengan tatapan takjub. Kemudian dirinya berkata, "apakah benar caranya begini? siapa namamu tadi?"

Ezequiel mengernyitkan keningnya bingung. "nama Quiel itu Quiel ayah! jangan lupa lagi. Nanti Quiel malah! ayo cepetan kaki Quiel capek ayah, Quiel nya tinggal di angkat dong! masa ayah ngangkat Quiel aja nggak bisa? mommy tiap hali angkatin Quiel bawa jalan-jalan!"

Yechezkel yang mendengar celoten dan nada perintah dari batita di depannya hanya tersenyum tipis. Bayi ini benar-benar mengangumkan dan pintar. Dia sepertinya tumbuh dengan baik. Dan lagi. Ayah? Kenapa bayi ini memanggilnya ayah? apa dia sudah terlihat pantas di panggil ayah? ataukah wajahnya mirip dengan ayahnya sehingga bayi ini keliru mengenali dirinya yang disangkanya ayahnya? namun mendengarnya dipanggil ayah oleh seorang bayi pintar dan gembil seperti ini memikirkan nya saja membuatnya bahagia dan terharu.

"Baiklah jagoan, ayo ayah gendong. nanti kalau tangan om- eh, ayah membuat badanmu sakit bilang ya? ayah belum pernah menggendong bayi sepertimu"

Mendengar ucapan Hezkel, Quiel berteriak senang. "HOLEEEE!! Quiel sekalang punyah ayah! iya, ayah nanti kalau sakit Quielnya bilang ke ayah! ayah ayo kesana! Quiel mau es klim!"

"Quiel mau es krim? tapi tadi kesininya kamu naik apa? sendirian?" bingung Hezkel sedari tadi karena batita ini tiba-tiba datang padanya seorang diri dan memanggilnya ayah.

"Iya! Quiel tadli datang sendili! Lumah Quiel disana! yang warnanya hitam. Quiel bawa ponsel kok ayah, nanti kita bisa kasih tau mommy kalo Quiel sama ayah! ayo..ayo! es klim dulu! Quiel mau es klim!"

"Baiklah jagoan. Ayo kita beli es krimnya dulu lalu kita hubungi mommy-mu" ujar Hezkel pada bayi digendongannya. Kalau bayi ini diajaknya beli es krim, dia tidak dikira penculik bayi. kan? pikirnya dalam hati.

Tidak berapa lama setelah Yechezkel dan Ezequiel meninggalkan taman bermain, nanny Maryam yang sedari tadi ketiduran di kursi panjang taman bermain terbelalak kaget karena anak majikannya menghilang. Wanita paruh baya itu kelabakan, di cari nya kesana sini namun anak majikannya masih tidak dapat diketemuinya. Dengan perasaan cemas dan gusar, nanny Maryam menghubungi Karina dengan tangannya yang tidak berhenti gemetar.

___________________________________

___________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang