12.2. deuddeg. dau: bod yn hysbys

9.1K 1.5K 84
                                    

Saat ini Karina tengah mematut wajahnya di depan cermin besar yang berada make up room nya. Dipandanginya wajahnya sekali lagi, pagi ini dirinya dan teman-temannya akan menghadiri upacara pengesahan Winter sebagai Pewaris Utama Aisgard Group di salah satu hotel berbintang 7 milik William Aishgard.

Sebelum system melakukan upgrade kemarin, Karina sempat menaikkan data barnya.

-Kepintarannya menjadi 100%

-Keberuntungannya menjadi 90%

-Kecantikannya menjadi 100%

Dan Aura serta daya tariknya berubah menjadi 50%. Dan Karina tidak ingin menambah daya tariknya di masa mendatang. 50% saja cukup. begitu pikirnya.

Setelah melihat hasilnya, Karina tersenyum puas. Sangat baik. Dari balik pintunya, terlihat Giselle yang menghampirinya.

"Ayo Karin, mobil jemputan Winter sudah datang. Winter dan Nindy telah menunggu di mobil katanya" tutur Giselle apa adanya.

"baik.ayo" mengikuti langkah Giselle di depannya, Karina menyambar tas tangan yang telah disiapkannya sebelumnya keluar dari make up room nya. Hari ini adalah hari besar Winter, maka dirinya tidak boleh mengecewakan sahabatnya itu. Semoga saja Maximillan tidak hadir di acara ini. batinnya berdoa diam-diam.

___________________________________

Sementara di rumah besar keluarga Aishgard, nampak Walter menatap berang anak laki-lakinya satu-satunya. Dilemparkannya foto-foto yang menunjukkan gambar anaknya dengan anak sahabatnya dalam keadaan yang tidak pantas.

Demi Tuhan! apakah anaknya ini tidak akan pernah belajar dari pengalamannya?

"Jelaskan pada ayah apa maksudmu ini, Keandra?! seharusnya aku hari ini berbahagia menghadiri pesta pengukuhan sepupumu menjadi Pewaris Aishgard, namun aku bahkan tidak memiliki muka lagi dihadapan ayahku sendiri! Kakekmu yang mengirimkan ini semua padaku. Jelaskan Maximillan, apa maksudmu?!"

Maximillan yang sempat melihat sekilas foto-fotonya Bersama Wonyoung hanya bias menunduk. Kepalang Tanggung. pikirnya.

"Aku memutuskan akan segera bertunangan dengan Wonyoung, ayah."

Walter menatap putranya tidak percaya. "Baik. anggap masalah Wonyoung sudah selesai. Keluarga besar akan memutuskan tanggalnya. Lalu bagaimana dengan kekasihmu di kampusmu, kau pikir ayahmu ini tidak tahu, Keandra?"

Mendengar perkataan ayahnya, Maximillan mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku..aku akan mencoba memberinya penjelasan dan memutuskannya. Ayah"

Walter hanya berdecih. "Kau pikir ayahmu benar-benar bodoh rupaya, Keand hah, mimpi apa aku memiliki putra sepertimu ini.. Ya Tuhan." gumam Walter geram. Selanjutnya pria paruh baya itu berkata, "mana ada, zaman sekarang gadis yang diputuskan oleh pacarnya selama bertahun-tahun akan diam saja? apalagi kau telah menjanjikan pernikahan padanya! Maximillan Keandra! Seorang lelaki itu di nilai dari perkataan dan tingkah lakunya. Tapi ayah tidak melihat itu semua darimu, Keand. Ayah sangat kecewa padamu, nak. Hah, terus terang, ayah bahkan sedari awal tidak berkeinginan membantumu dalam seleksi pewaris tempo lalu, dan bahkan penilaian ayah benar. Kamu belum cukup mampu bertanggung jawab untuk dirimu sendiri Keandra, ayah bahkan hanya mengharapkanmu untuk menjadi pria yang lebih baik lagi. Namun sepertinya hal tersebut sangat sulit untukmu."

Keandra hanya terdiam mendengar perkataan ayahnya, "Keandra akan mencoba, ayah. Keand janji!"

"BERAPA KALI KAMU BERKATA AKAN MENCOBA KEANDRA! BUKTIKAN! terus terang, ayah sudah bosan pada janjimu, Keand. tidak ada hasilnya. NOL BESAR!" murka Walter seketika. "Apa kamu bahkan tidak tahu kalau kamu sudah menghamili seorang gadis dari keluarga baik-baik dan membuatnya melahirkan anakmu?"

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang