"Tolong bayarkan mutiara itu dengan uang pribadiku, jangan masukan itu ke pembukuan finansial Istana Altair." Bisik Viori kepada Rena, ia pun bergegas mengambil uang simpanan pribadi Viori yang ia bawa dari rumah orang tuanya.

Pedagang bertubuh gempal dan bawahan-bawahannya keluar dari Istana Altair dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka, tidak hanya kebutuhan dasar untuk pesta berburu, tapi barang mahal lainnya pun laku.

Sore itu dihabiskan Viori berusaha menyatukan 13 butir mutiara itu menjadi sebuah gelang dengan kawat tipis. Saat waktunya tidur gelang itu sudah jadi dan siap dibawa tidur, walaupun hasil tangannya terlihat seperti mainan anak-anak tapi Viori hanya tidak ingin harus menggeggam 13 butir mutiara sepanjang malam.

-----

Pesta berburu itu dibuka dengan pidato oleh Emperor Androry diiringi suara-suara trobone dan alat tiup bersuara megah lainnya yang Viori tidak kenali. Emperor Androry berdiri didepan sebuah pita panjang warna kuning terang yang terikat diantara dua pohon tinggi, pita itu menjadi perlambangan pintu masuk arena berburu. Seorang pelayan membawakan pedang Emperor Androry yang sangat mencolok, ia seharusnya memutus pita itu sebagai pertanda bahwa pesta berburu sudah dimulai. Tetapi beberapa saat sebelumnya ia memberikan kesempatan kepada para gadis bangsawan untuk memberikan pita satin dengan warna keluarga mereka kepada ksatria atau pria bangsawan yang sedang bersiap-siap. Dibanding tujuan utama pesta berburu, sebenarnya acara ini dimanfaatkan para bangsawan untuk menunjukan cinta mereka kepada kekasih atau calon istri mereka, tentu saja para bangsawan yang sudah menikah akan menunjukan afeksi mereka. Para istri akan membordir pita itu dengan bunga bermakna tertentu, dan para suami akan mempersembahkan hasil buruannya kepada istri mereka. Hasil buruan yang paling besar dan paling sulit ditaklukan akan menjadi pemenang dan Emperor Androry akan memberikan hadiah spesial atau kelebihan selama satu tahun penuh sampai pesta berburu tahun depan diadakan. 

"Aku tidak melihat Viori sejak pagi tadi, apakah kau tau dimana dia berada?" Lucius sudah bersiap diatas kudanya, sedang mengenakan sarung tangan dan merapihkan jubahnya. Reinhard yang juga sudah bersiap diatas kudanya tidak bisa memberikan jawaban pasti.

"Mungkin..... Duchess sedang sibuk menyelesaikan bordiran pita nya untuk Duke." Reinhard sebenarnya tidak begitu memikirkan jawaban yang diberikannya tapi sepertinya Lucius menyukai jawaban itu. 

Lucius melambatkan geraknya mengenakan sarung tangan, berpura-pura untuk menunggu kedatangan Viori dengan pita yang diharapkannya. "Aku penasaran bunga apa yang ia bordir di pitaku?" Lucius menggumam kepada dirinya sendiri. 

"Duke, akan menjadi suatu kehormatan bila pita saya bisa Duke kenakan!" sebuah suara yang berasal dari samping kuda Lucius menarik perhatiannya, ia masih bicara dengan dirinya sendiri sehingga ia mengira bahwa itu adalah Viori. 

"Tentu sa...-" Lucius menghentikan jawabannya yang penuh kegirangan. 

Wanita itu tersenyum lebar sambil menjulurkan tangannya yang menggegam sebuah pita warna merah muda dengan bordiran bunga aster putih -bermakna kesetiaan cinta. 

Tapi Lucius tidak mengenali wanita itu, sedangkan dari belakang suara seseorang dengan baju zirah berlari turun dari kudanya dan mendekati kuda Lucius. 

"Mathilda! Apa yang kau lakukan disini!?" Sieghart menurunkan tangan Mathilda dan dengan perlahan mengambil pita tersebut dari tangannya. 

"Kakak!" Mathilda menyunggingkan senyum lebar. "Aku datang kesini sebagai pendamping wanita putri Baron Pierre." mata Mathilda seolah memantulkan sinar matahari dengan iris coklatnya. 

Lucius tidak tahu harus bereaksi seperti apa, tapi ekspresinya kecewa. 

"Sieghart, apakah kau melihat keberadaan Viori?" mendengar Lucius melontarkan pertanyaan itu membuat Mathilda kehilangan senyumnya. 

"Saya dengar dari Rena bahwa Duchess sedang bersi-" kata-kata Sieghart terpotong  oleh suara seorang pelayan yang berteriak "Duchess Viori de Nerva memasuki arena!" 

Semua kepala menengok, entah karena terkaget dengan pengumuman yang tidak mereka ekspektasikan, atau karena sebenarnya para gadis bangsawan yang hadir seharusnya tidak diumumkan karena mereka hanya akan menonton dari pinggir arena. 

Dengan rambut terkuncir tinggi, Viori mengenakan pakaian berburu yang mirip dengan Lucius tetapi dengan warna hijau pucat. Dengan celana warna putih dan sepatu boots kulit coklat, Viori menenteng sebuah crossbow berbusur tumpul. 

Mikhail yang berada dekat gerbang masuk menunjukan wajah bingung, "Apa yang sedang kau lakukan?" ia bahkan turun dari kudanya dan hendak menghampiri Viori. 

Viori hanya menaikan bahunya sambil tersenyum, "Ternyata tidak ada peraturan yang melarang perempuan mengikuti pesta berburu!" seekor kuda warna putih dituntun oleh seorang pelayan perempuan ke depan Viori. Dengan satu kali loncatan, ia menaiki kudanya dan memperbaiki jubah setengah badannya yang berwarna merah gelap -warna resmi keluarga Nerva, dilengkapi bordiran emblem keluarga Nerva yang terlihat baru.

"Bukankah kita mau mulai?" Viori tersenyum kecil. 


I Need to Escape from The Duke!Where stories live. Discover now