Chapter 27

2.2K 373 6
                                    

Sieghart yang berjaga di perimeter yang agak jauh, datang mendekati Lucius dan Viori. Sambil membungkuk dan memberi salam ia menanyakan ada apa gerangan perintah yang akan diberikan kepadanya.

"Sieghart, pertama-tama aku ingin berterimakasih karena jasamu, aku yakin tanpa bantuanmu aku tidak akan bisa pulih sampai tahap ini."

Lucius ingin membantah dan memotong perkataan Viori, tapi semua yang dikatakannya memanglah kenyataan dan dia tidak merasa berhak menyanggah saat ia saja tidak punya kemampuan untuk menyembuhkan Viori bahkan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mencari tabib di kerajaan bahkan kontinen.

Sieghart membungkuk sopan, "Saya hanya melakukan tugas saya yang seharusnya, Duchess. Lagipula tanpa bantuan Duke yang menguji keamanan ramuan itu, saya tidak berani menggunakannya untuk Duchess."

"Aku tidak menyangka kau bisa menemukan ramuan ini, aku tetap harus menghargai loyalitasmu. Apakah ada yang kau butuhkan yang bisa aku penuhi?" Viori menaruh peralatan makannya dan mengalihkan perhatian penuhnya terhadap percakapannya dengan Sieghart.

"Saya tidak mungkin bisa meminta apapun pada Duchess." Sieghart bersikeras dengan sopan, tidak mungkin ia bisa meminta apapun pada Duchess apalagi dihadapan Duke.

"Aku memaksa, Sieghart. Aku tidak suka hidup dengan berhutang budi." Viori sebenarnya tidak pernah memilik prinsip hidup seperti itu, tetapi melihat betapa gigihnya Sieghart menolak hadiah apresiasinya, ia justru jadi merasa makin harus membalas kebaikannya.

"Kesehatan Duchess merupakan hadiah terbaik yang bisa saya dapatkan."

Lucius tahu bahwa jawaban itu adalah jawab dasar yang biasanya dilontarkan atas nama etika kebangsawanan, tapi mendengar jawaban itu keluar dari mulut Sieghart membuat hatinya gusah.

"Baiklah kalau begitu, temui aku esok hari. Aku akan memberikan hadiah-mu nanti." Pada saat percakapan itu selesai, makanan siang Viori sudah habis, mungkin karena makanannya sudah dipotong rapih oleh Lucius.

Sieghart terlihat seperti ingin bicara sesuatu, tapi tatapan dari Viori membuatnya ragu. Akhirnya ia menunduk dan mengundurkan diri kembali ke posisi jaganya.

Acara makan siang itu dilanjutkan dengan minum teh yang juga telah dipersiapkan dengan cepat oleh Rena. Lagi-lagi Lucius tanpa basa-basi berdiri, mengambil alih teko teh dan menuangkannya ke cangkir milik Viori dan miliknya. Ia bahkan menyajikan cangkir kecil berisi gula, susu, dan madu, juga piring susun kecil berisi cemilan kering.

"Apa yang rencananya akan kau berikan untuk Sieghart?" Lucius membuka kembali percakapan.

"Sejujurnya belum ada yang terlintas di pikiranku, sepertinya aku akan memikirkanya besok saja." Memang begitulah faktanya, Viori tidak bisa memikirkan apapun yang sepertinya dibutuhkan Sieghart. Lucius menghadiahi Sieghart dengan sebidang tanah dan pemugaran penginapan milik keluarganya karena ia masih tidak percaya dengan apa yang Viori katakan -bahwa Sieghart adalah mata-mata pengkhianat yang merencakan balas dendam, apalagi saat melihat Sieghart susah payah membantu kesembuhan Viori dengan ramuan keluarganya. Tetapi Viori tahu bahwa sebenarnya Sieghart tidak membutuhkan semua itu, karena satu-satunya tujuan hidupnya saat ini adalah untuk membalaskan dendamnya dan mengambil alih kembali kerajaannya yang kalah perang.

Viori berencana membawa Sieghart pergi ke ibukota dan membelikan hadiah yang lebih sentimental dibandingkan yang mahal, karena hati kecil Viori masih mengharapkan Sieghart akan berubah pikiran dan membatalkan rencana pembunuhannya jika ia mendekatkan diri dengan Sieghart.

"Kabarkan aku kalau ada yang kau perlukan." Sepertinya Lucius berkekspektasi Viori akan menghabiskan banyak uang untuk membelikan Sieghart hadiah yang mahal.

I Need to Escape from The Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang