"Ck, Lupakan."

Nataline hanya mengerutkan keningnya, gadis itu tidak punya waktu banyak untuk menyelesaikan tugasnya, karenanya Nataline buru-buru mencari tempat duduk dan membuka bukunya.

Nataline menatap Ditya yang sekarang mengeluarkan benda yang Nataline tidak sukai yaitu Rokok.

"Suka banget kamu sama rokok yah?"

Angkasa melihat gadis itu kemudian mendelik, "bukan urusan lo!"

"Cewek kayak lo mana tau kalau ngerokok lebih enak di bandingkan bicara sama lo."

Gadis itu menunduk, harusnya dia tidak menanyakan hal itu kalau sudah tau apa jawaban kasar yang akan terlontar dari mulut Angkasa.

"Inget yah, apa pun yang lo liat tentang gue, jangan sampai lo bocorin ke guru. Inget lo bakal abis kalau comel."

Dengan cepat Nataline mengangguk-kan kepalanya merasa takut.

Flasback off

¤▪︎▪︎▪︎¤

Angkasa turun dari kamarnya dengan senyum yang ceria. Laki-laki itu merasa hari ini lebih semangat dari hari-hari sebelumnya.

Bahkan Angkasa yang sulit bangun pagi sekarang benar-benar bangun dipagi hari dan mengikuti acara sarapan bersama yang biasanya dia Skip karena terlalu sayang dengan bantalnya.

"Morning Tante, Dad, Aksara."

Dania wanita yang terlihat masih cukup muda itu menaikan alisnya saat baru saja meletakan lauk di piring Rarenda Manggala ayah Angkasa.

"Tumben kamu pagi-pagi sudah turun Angkasa?"

Angkasa tersenyum pada wanita yang dulu sangat dia benci karena menyangka wanita itu yang merebut ayah darinya, juga membuat hubungan Angkasa dan Sang ayah meregang.

"Pengen aja tante lagi semangat kerja."

Angkasa memang tidak bisa memanggil wanita itu dengan sebutan 'Mamah'. Bagi Angkasa sebutan itu hanya dia berikan pada satu orang saja, tentu saja ibunda-nya tercinta. Meski begitu sekarang Angkasa sudah menyayangi wanita itu sebagai ibu Tirinya.

"Yes, kakak bisa ngaterin aku dong." dia adik tirinya Angkasa, namanya adalah Aksara sekarang masih bersekolah SMP kelas Dua.

"Biar Pak Dodi aja sayang jangan ngerepotin Kakak kamu." kata Dania membuat putra bungsunya itu merengut kecewa.

"Ehk, tidak apa tante sekalian aja. Lagi pula Angkasa jarang banget ngobrol sama Aksara."

Mendapat pembelaan dari sang Kakak membuat Aksara kembali mengembangkan senyumnya.

"Ehkmm ... Yasudah duduk kalian cepat makannya."

Yah seperti itulah, ayahnya itu sangat tidak peka dan jarang sekali bicara. Rarenda tipe laki-laki yang Kaku dan karena itu kadang Angkasa tidak mengerti apa maksud dari tindakan ayah-nya tersebut.

Dania kembali duduk disamping suami-nya, kemudian Angkasa pun duduk di samping sang Adik.

"Mas, jangan kaku dong." tegur Dania.

Angkasa hanya tersenyum melihat ayah-nya yang terlihat canggung. Lagi-lagi dulu Angkasa tidak menyadari kalau wanita yang sekarang ada di samping ayah-nya itu adalah benang yang mengikat ayah dan Anak. Dulu Angkasa sangat berdosa memisahkan mereka berdua hanya karena ke egoisannya.

Sarapan pun berjalan seperti layaknya sebuah keluarga. Angkasa baru menyadari kalau adiknya itu sangat cerewet dan suka berbicara. Lagi-lagi Angkasa merasa bersalah karena kurang menghabiskan waktu bersama adiknya tersebut.

"Tante kita sudah makannya."

"Iyah mah, Aksara berangkat dulu yah!" seru anak itu berdiri dari duduknya.

Angkasa dan Aksara pun menghampiri kedua orang tuanya kemudian mencium tangan mereka sebelum akhirnya pergi berangkat sekolah dan kerja.

"Syukurlah mereka akur," ucap Dania.

Rarenda hanya tersenyum tipis, laki-laki itu tidak akan pernah menduga bahwa dia akan memiliki kehidupan kedua bersama Dania setelah jbu Angkasa meninggal.

¤▪︎▪︎▪︎¤

"Kakak baru tau kamu suka coklat?" kata Angkasa setelah melihat dengan sudut matanya bahwa sang adik sedang memegang Coklat ditangannya.

"Ini bukan buat aku kak."

"Terus buat siapa?" ucap Angkasa penasaran, padahal dia sudah tau pasti adiknya sedang menyukai seorang gadis.

"Gadis yang aku sukai." Aksara tersenyum ceria.

"Ternyata adik ku sedang jatuh cinta."

"Hehehe ... Iyah, namanya Jesika, tapi dia nolak aku terus."

Angkasa tercengang tidak tau harus berkata apa, dulu dirinya bukan tipe laki-laki yang pernah ditolak. Mau ditolak bagaimana dia tidak menyukai seorang gadis mana pun sampai sekarang.

"Kalau ditolak kok masih ngasih coklat?" pertanyaan bodoh macam apa itu? ahk sungguh Angkasa menyesali telah berkata lagi kepada adiknya padahal tidak perlu.

"Ck ... kakak kek gak pernah suka sama orang aja."

Jleb, kata-kata Aksara terasa menampar hatinya saat itu juga.

"Kalau udah suka sama satu orang, mau ditolak seberapa kalipun pantang untuk mundur. Kakak tenang aja, Jesika tuh cuma orangnya keras aja, dia mirip kakak sekarang hehe ...."

Angkasa hanya tersenyum, sepertinya adiknya itu akan mendapatkan hati gadis yang dia bicarakan itu lambat laun, pasalnya sedari kecil saat masih bayi pun Aksara lah orang yang meluluhkan hari Angkasa yang keras.

____

tbc¤▪︎▪︎▪︎¤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

tbc
¤▪︎▪︎▪︎¤

tbc¤▪︎▪︎▪︎¤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ME AFTER YOU (TERBIT)Where stories live. Discover now