34. tri deg pedwar: tannau coch daphne ac apollo

Start from the beginning
                                    

"Yya...kau memang masih anak-anak. Masih anak-anak sudah bermain cinta-cintaan! Hah... apasaja yang ibumu ajarkan padamu, huh? heran aku..." ujar Apollo sambil menggelengkan wajahnya seolah tidak percaya melihat anak dewi yang ceroboh dan terkesan asal-asalan seperti Eros dibiarkan berkeliaran dengan panah mainannya mengurusi urusan manusia di bumi dengan hal yang disebut cinta.

"Hissh.., Jangan bawa-bawa nama ibuku! paman saja yang kampungan belum menemukan cinta sejati. Pasti paman iri, kan? ckckck"

"Yyaa.. anak kecil!! Jaga ucapanmu. Bagaimanapun aku lebih tua darimu" sungut Apollo tak terima dengan perkataan Eros.

"ck. paman juga kekanak-kanakan, tak mau mengaku."

"Baiklah..baiklah aku mengalah. Aku mengakui bahwa aku masih kekanak-kanakan. Tapi kau sungguh lebih kekanak-kanakan daripada aku. Lagipula buang saja panah mainanmu dan kuberikan panah sungguhan untukmu. Apa kau tidak lelah terperangkap di tubuh anak kecil seperti itu tanpa bisa menjadi dewasa? huh? sekali-kali jadilah dewasa dan tancapkan anak panah mainanmu itu pada dirimu sendiri biar kau juga bisa jatuh cinta. Setelah kau merasakannya, kau bisa mengataiku sepuasmu tentang aku yang belum menemukan cinta sejatiku."

Eros menggeram marah. "Paman benar-benar keterlaluan. lebih baik aku pergi dari sini daripada mendengar ocehan paman yang semakin membuatku kesal." Menghentakkan kakinya sekali lagi dengan kesal, Eros meninggalkan Apollo seorang diri yang tertawa terbahak karena berhasil mengerjai cupid tampan itu. Sungguh, lucu sekali ekspresi Eros saat ini dan hal tersebut cukup mampu membuat Apollo merasa terhibur.

Eros yang masih kesal dengan Apollo, ditengah perjalanannya anak kecil itu bertemu dengan Artemis yang tengah berburu. Berhenti sejenak, Eros memutuskan untuk menyapa bibi kesayangannya itu sambil mengadukan perbuatan Apollo yang menyebalkan baginya pada bibinya.

"Bibi...."

Artemis yang mendengar suara anak kecil yang sangat dikenalnya tersenyum simpul sambil meletakkan kembali anak panahnya kedalam tempatnya semula. Dewi cantik itu berniat menghampiri Eros yang terlihat sangat kesal saat ini.

"Ada apa, Eros? kau terlihat kesal saat ini, apa ibumu menghukummu atau bagaimana?"

Darisitulah mengalir cerita plus aduan Eros mengenai Apollo yang menyebalkan baginya pada Artemis yang notabene masih menyimpan dendam pada saudara kembarnya sendiri, selintas ide tercetus dalam benak dewi bulan itu, mungkin ide ini akan membuat Apollo merasakan rasa sakit yang selama ini dirasakannya sekaligus menuntaskan dendamnya perihal kematian Orion.

"Bibi sepertinya memiliki ide bagus untuk membuat jera pamanmu, kau mau ikut kedalamnya?" Artemis tersenyum misterius yang hanya dipahami olehnya sendiri bagaimana artinya sambil berupaya membuat tawarannya terdengar semenarik mungkin agar Eros tertarik berperan didalamnya, karena Artemis membutuhkan campur tangan Eros dalam hal ini.

Dengan mata berbinar Eros mengangguk sambil meloncat gembira karena Artemis memberikan usulan membalaskan perbuatan Apollo yang memperoloknya tadi. Dengan tidak sabaran, Eros menarik ujung gaun bibinya senang berharap bibinya segera memberi tau ide baik tersebut. "Mau..mau!! bagaimana bibi idenya?"

"Ikuti pamanmu kemanapun dia pergi, ketika pamanmu menemukan belahan jiwanya yang membuatnya sangat tertarik dan mencintainya, tembakkan anak panah emasmu pada pamanmu agar pamanmu semakin jatuh cinta pada gadis itu, namun secara bersamaan, tembakkan anak panah perakmu pada gadis itu, agar gadis itu benar-benar membenci pamanmu hingga membuat pamanmu menderita. Bagaimana? Apa kau mau melakukannya?" papar Artemis pada Eros.

Eros mulai bimbang, jujur saja dirinya ragu. "bukankah itu sangat keterlaluan, bi? berarti aku harus mempermainkan takdir paman. Takdir bukan permainan bi...jujur Eros meragukan cara bibi ini" menatap tak enak pada Artemis, namun tidak enak pula menolak ide dari bibi kesayangannya ini. Apalagi Eros masih sangat kesal dengan ulah Apollo tadi.

Karina, We Love You! Where stories live. Discover now