34. tri deg pedwar: tannau coch daphne ac apollo

Mulai dari awal
                                    

Ini, pertanda buruk. gumam Stevanius kala itu.

Dan benar saja, setelah tiga kali bulan purnama penuh, garis keturunan Apollo pada Yechezkel menguat. Yechezkel bahkan bertumbuh semakin cerdas dan berlian. Bahkan kemampuan akademiknya diusia anak-anak, yang masih sembilan tahun, telah mengalahkan Valtoire yang memiliki garis keturunan Apollo terkuat saat itu.

Hingga pada suatu ketika, Alexander de Varne, kakak sepupu Stevanius de Varne yang merupakan kakek Yechezkel meninggal dunia.

Alexander de Varne merupakan pemegang kekuasaan utama de Varne saat itu, meninggal dunia di usia 109 tahun setelah sakit parah selama 4 tahun.

Valtoire yang digadang-gadang akan sukses dalam seleksi mengalami musibah besar, dan tidak dapat melanjutkan proses seleksi. Dan sebagai gantinya, Yechezkel yang memiliki garis takdir Apollo yang cukup kuat, harus mengikuti seleksi penerus menggantikan Valtoire. 3 tahun kemudian.

Dan untuk sementara, William Aishgard dimintai pertolongan oleh tetua de Varne sebagai guru dan pembimbing Yechezkel sebelum proses seleksi karena William dinilai para tetua sangat mumpuni untuk membina Yechezkel dan mereka berdua sama-sama ber-IQ tinggi dengan minat belajar yang sangat mirip satu sama lain.

Pada saat itu, di beberapa hari kemudian, Stevanius de Varne mengumpulkan keluarga inti Alexander dan membahas perihal Yechezkel pada rapat besar tahunan keluarga Alexander de Varne.

Setelah penyelidikan yang dilakukannya, Stevanius, menyimpulkan bahwa kutukan Apollo, meskipun belum dilakukan ritual penguatan garis takdir pada Yechezkel, sudah melekat pada Yechezkel. Sehingga, meskipun proses seleksi belum berjalan, Yechezkel sudah dapat dipastikan akan menjadi pewaris de Varne selanjutnya.

Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Stevanius, pada rapat tersebut, Stevanius mengumumkan bahwa benang merah takdir milik Yechezkel tidak ada di dunia Zeterlite. Ini ada dua pilihan, bisa saja pemilik garis takdir Dahpne belum terlahir, ataupun pemilik garis takdir Daphne memang benar-benar tidak ada di dunia Zeterlite. Melainkan di dunia lain, seperti halnya di bumi.

Mengingat usia Yechezkel yang telah menginjak 9 tahun, bisa dipastikan, jarak usia nya dengan pemilik takdir Dahpne nantinya akan berbeda cukup jauh.

Daphne, ikatan berpasangan Apollo, yang menolak kehadiran Apollo karena tertembak panah benci cupid, atau biasa dikenal dengan sebutan Eros.

Tale of Apollo Era Yunani kuno;

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Hubungan Apollo dan saudarinya tak kunjung membaik. Perang dingin antara Apollo dan Artemis begitu terasa di Olympus maupun di dunia manusia.

Apollo saat ini tengah melepaskan anak panahnya secara acak ke arah seekor domba dan benar saja, tembakan melesetnya bahkan tepat sasaran. Tak jauh darinya, seorang anak kecil -baginya, yakni Eros, putera dari Dewi Kecantikan -Aphrodite, yang tengah berusaha memanah apel yang terletak cukup tersembunyi namun ternyata bidikan anak panah Eros meleset dan Apollo yang melihatnya menertawakannya.

"Hei anak kecil, sini belajar denganku dengan panah sungguhan bukan panah mainan kanak-kanak seperti itu, pantas bidikanmu meleset. Aku saja sudah berhasil mengalahkan Phyton raksasa yang menyerang wilayah manusia beberapa saat lalu." kata Apollo masih dengan tawanya yang keras dan perkataannya tersebut sukses membuat Eros mengalihkan pandangannya kearahnya dan menatapnya tajam.

"Aku bukan anak kecil paman! Aku Eros, dewa cinta. Aku juga ahli dalam memanah tau! dan ingat, ini bukan panah mainan! Ini panah sungguhan!!," Mengerucutkan bibirnya sambil menghentak-hentakkan kakinya, Eros mendesis sebal.

Eros meskipun masih muda, sudah mendengar kemenangan Apollo mengalahkan musuh kuat seperti python raksasa pun hanya mendesis kesal melihat kesombongan Apollo dihadapannya kini.

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang