Bagian 24

34 2 0
                                    

Reno masih mematung disana, dia terlalu bodoh untuk mengerti apa yang barusan dikatakan oleh Vian.
______________________________________

Entah apa yang dipikirkan oleh Reno, dia tiba tiba meneteskan air matanya. Terbayang bayang ucapan Vian yang masih belum bisa ia mengerti.

"Mungkin memang seharusnya begini, aku terlalu bodoh untuk mengerti keadaanmu Vian... sebaiknya kita teman bukan pacar" ucap Reno berjalan menuju restoran tadi mengambil mobilnya.

Keesokan, Vian berangkat sekolah. Dia mengacuhkan Reno.

Reno juga tidak ingin berbicara dengan Vian, dia ikut mengacuhkannya.

Gibran mengerti keadaan mereka, dia ada dipihak Reno. Ya karena dia sahabatnya.

"Aga menyakitkan tapi gapapa" ucap Reno merangkul pundak Gibran.

"Halah nanti juga terbiasa, lebih baik menjadi teman!" Ucap Gibran tersenyum melihat wajah Reno.

"Nanti lo ada ekskul basket?" Tanya Gibran menepuk pipi Reno, Reno dari tadi menunduk memasang wajah melas.

"Hm..iya"
"Yang semangat!!" Kembali menepuk pipi Reno.

"Lo pikir ga sakit!" Reno membalas menepuk pipi Gibran.

"Ya elo lemes banget!"
"Ga! Gw ga lemes og!" Berdiri tegap.

"Haha... Lusa mau tanding basket lagi cug?!"

"Iyoi! Lo harus nonton, oke?!"
"Okee!!"

Mereka berjalan menuju kelas, sebelum ke kelas Reno sengaja melewati kelas Vian.

Dia masih belum bisa melupakan Vian, Reno takut Vian kenapa kenapa, makannya dia melewati kelas Vian.

"Kenapa lewat sini?!" Tanya Gibran.
"Gapapa!" Reno melirik kelas Vian.

Nampak ada orang ramai disana dan juga terdengar sorak meriah.

"Ada apa disana?" Reno menyipitkan matanya melihat saksama kelas Vian.

"Liat yok! Gw juga kepo" mendorong tubuh Reno menuju kelas Vian.

Saat sampai di depan kelas, Reno melihat ada Gaza, Andra dan Tio sedang berdiri di pojokan kelas dan disekelilingnya ramai anak dari kelas lain.

"Ngapain mereka?" Tanya Gibran.
"Ya gw ga tau lah cug!"

Reno merangkul pundak Gibran, menuju kerumunan tersebut.

Semakin dekat terdengar suara tangisan seseorang yang sangat familiar.

"Gw kaya kenal tangisan ini" ucap Reno semakin mendekat di kerumunan.

Reno berdiri tepat dibelakang Gaza, nampak Tio sedang menghajar seseorang yang ditindas dengan Gaza dan Andra.

"Ngapain?!" Tanya Reno menyenggol pundak Gaza.

"Lo ngapain disini?!!" Gaza mendorong tubuh Reno.

"Loh ini tempat umum!"
"Lo gausah ikut campur nyet!!"

"Si bangsat ditanyain malah nyolot!!" Reno mendekatkan wajahnya ke wajah Gaza.

"Apa haa?!!" Gaza mendorong tubuh Reno dengan dada bidangnya.

"Gw lagi ga mau cari ribut!!" Reno menampar pipi Gaza. Lalu menyela diantara tubuh Tio dan Andra.

Seseorang yang Tio rundung tadi adalah Vian. Vian dipukuli oleh Tio entah karena apa.

"Vi-vian?" Ucap Reno melihat kondisi Vian yang sangat mengenaskan.

Pipinya berlumuran darah yang berasal dari hidungnya. Dan perban yang ada di kepalanya itu dilepas oleh Gaza.

I Stay with y0uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang