Bagian 21

36 2 0
                                    

Tak ketinggalan Gibran juga berada di mobil tersebut duduk di depan bersama supir.
______________________________________

Kenaikan kelas tiba, Reno mendapat peringkat 4 sedangkan Gibran peringkat 6.

Tubuh Vian makin nampak lesu, dia selalu kurang bersemangat karena selalu kepikiran soal apa yang dikatakan oleh dokter.

Lagipula, walaupun dia memiliki benteng yang kuat yaitu Reno denan Gibran. Tetap saja dia masih dibully, tepatnya saat ia tidak bersama Reno dan Gibran.

'kenapa aku ga semangat gini, padahal Reno selalu membelaku dan dia selalu ada buatku walaupun ayah udah ga peduli sama aku lagi'
Batin Vian yang duduk mojok dikelas.

"Cug!!" Gibran menghampiri Reno yang sedang berjalan di lobi kelas.

Gibran datang datang langsung menepuk pundak Reno kasar, dan nampak pipinya memerah dengan napas terengah-engah.

"Kenapa? Lo abis dari mana??!" Reno menepuk pipi Gibran.

"Inpo penting!!"
"Apaa?!!"
"Gw butuh minumm, baru bisa bicara!"

Reno mengeluarkan botol minum dari tasnya. Setelah minum, Gibran duduk di lantai lobi.

"Lo kenapa si cug?!"
"Gawattt!"

"Iya gawat apa?!! Lo belum ngasih penjelasan dari tadi cuma bilang ada inpo sisanya lo napas kek dugong kehabisan air!"

"Ngobrolnya jangan disini! Ayo pergi cari tempat lainn!!" Gibran menarik tangan Reno mengajaknya ke halaman belakang sekolah.

"Apa?!! Lo mau ngomong apa?!"
"Anuu...." Gibran menunjukan ekspresi yang tak biasa.

"Apa cug, dasar dugonggg!!"
"Mommy!!"
"Yang jelas!!" Reno menampar pipi Gibran.

"Anj!! Sabarr!!"
"Ga bisa! Cepet kasih tau!!"

"Mommy lo keknya bakal labrak tu pacar lo! Gw ga tau selanjutnya tapi ini serius gw ga bohong!"

"Lo tau dari mana?!"
"Gw tadi kerumah lo, niatnya cari sarapan! Nah gw denger mommy lo ngomong gini, ekhmm...|awas aja tu pacarnya Reno! Mommy mau ceramahin tu bocahh!! Reno jadi ga nurut sama mommy nada bicaranya juga aga membentak dah gitu sekarang dingin banget ga mau lagi minum susu gegara tu anak!!! Awas aja kalau sampai ketemu hemmm!!| Gituu..." Jelas Gibran sedetail-detailnya sampai mengatur nada suara agar mirip seperti ibu ibu marah.

"Sebenarnya gw juga lama lama ga kuat gini mulu!"
"Ga kuat gimana?!"

"Selain diceramahi oleh guru, mommy atau daddy. Gw juga dijauhi sama orang rumah, Daddy yang dulu care sama gw sekarang jarang banget ngobrol ataupun pergi bareng"

"Oiya lo waktu itu keluar kota ngapain, kok cuma sama daddy Ata?!"

"Gw disana ga ngapa ngapain, gw cuma banyak diceramahi soal ini itu dan lama lama gw eneg yaudah pulang, sebelum sampai Daddy bilang ke gw buat putusin Vian karena Daddy pun ga izinin apalagi mommy"

"Trus lo jawab apa?!"
"Gw bingung cug!"

"Gw ada dipihak lo, lo mau putusin atau ga? Mau bertahan dengan hidup kek makhluk individu atau sosial??"

"Lo gausah menyulitkan, kalaupun gw mau putus trus gimana caranya??"

"Serius lo mau putusin??!"
"Gatau, tapi hati bilang ragu ragu"

"Gw ga bisa kasi saran, pastinya lo bisa keluar dari masalah ini sendiri karena dari awal elo yang buat ini semua menjadi serumit gulungan benang! Gw cuma bisa dukung keputusan lo apabila gw dibutuhin!"

"Gw bakal cari solusi entah halus atau kasar, tapi setelah putus...nanti gw dijauhi Vian ga??"

"Buat perjanjian ajaa!"
"Ide bagus babi!!"

I Stay with y0uWhere stories live. Discover now