Bagian 22

32 2 0
                                    

Saat menjelang siang, semua murid digegerkan dengan suatu kejadian yang sedang berlangsung, Gibran dan Vian juga turut mendengar berita itu.
______________________________________

Berita itu adalah soal tawuran yang terjadi di jalan yang tak jauh dari sekolah.

'kayanya Reno turut serta!' batin Gibran yang menebak.

Gibran mengajak Vian bolos sekolah dia membantu memanjat tembok sampai menghadang taksi.

Sesampai di jalan yang dikabarkan ada tawuran itu, Gibran langsung turun dengan Vian. Mengamati keadaan sekitar yang sangat amat ramai.

Tak tanggung-tanggung banyak siswa yang membawa sajam. Vian yang ketakutan hanya bersembunyi dibalik badan Gibran yang besar.

"Dimana Reno!" Gibran mendesak kerumunan.

Tawuran itu antara SMA Pancasila dengan SMK. Memang dari dulu kedua sekolah itu ada masalah dari Reno belum menjadi siswa di SMA Pancasila.

Kini keadaan semakin riuh, saling membacok antara pelajar, tentunya Reno terlibat didalam kejadian itu.

Gibran mendesak semakin ke tengah, dia melihat Reno yang sedang berkelahi dengan anak SMK.

Gibran menghampiri keduanya, karena melihat tubuh Reno yang terluka cukup parah sampai berdarah banyak.

"Renn!!!" Teriak Gibran yang sudah berada di dekat Reno.

Reno menoleh tidak tahu siapa yang memanggilnya itu, Reno juga dibawah alam sadar.

Jadi dia melukai siapapun dengan sajam bakalan tega.

Vian menyusul Gibran, berlari dan memberanikan diri untuk melihat orang sekitar yang sangat kejam.

"Gibran!" Vian menepuk pundak Gibran yang sedang berdiri melihat Reno.

"Gibran itu Reno terluka, kok ga dilerai!" Vian menunjuk Reno.

"Ntar dulu!" Gibran melihat mata Reno yang nampak setengah terbuka, maka artinya Reno benar benar tidak tau apa yang sedang ia lakukan saat itu.

"Vian disini, Gibran mau ajak Reno keluar dari kerumunan ini. Kalo Gibran tarik tangan Vian, nanti Vian harus ikut lari! Ngerti!!" Jelas Gibran.

Vian menganggukkan kepalanya, bahwa dia mengerti.

Gibran mendekati Reno yang tengah terkapar di aspal.

"Ren?!!" Gibran jongkok di samping Reno yang tubuhnya bersimbah darah.

"Lo kamu siyapa?" Jawab Reno yang asal asalan dengan matanya yang tertutup.

"Ini gw cug!! Ayo pergi!!" Gibran mencoba menggendong tubuh Reno, tapi dia tidak kuat.

"Ni anak makan apa sii!! Anjeng lo makan apa? Kok badan lo kek batu!!" Masih berusaha menggendong Reno.

"Babi" jawab Reno sambil membuka mata melihat siapa yang berusaha menggendong tubuhnya.

"Akhh beratt!!" Gibran tidak jadi menggendong Reno karena keberatan.

Lalu dia memegang erat tangan Reno bersiap menerobos kerumunan yang sedang berkelahi.

"Lo siap?!!" Gibran memberi aba-aba dan tubuhnya bersiap lari, sedangkan Reno tubuhnya meletoy melihat Gibran yang masih belum mengenali.

Gibran menarik tangan Reno begitu saja, padahal dia belum memberi aba-aba lagi.

Reno ikut berlari karena tangannya dipegang oleh Gibran.

Setelah melewati kerumunan yang sangat sangat padat, kini Gibran meraih tangan Vian mengajak lari.

"Ayoo Vi!!" Menarik tangan Reno dan Vian.

I Stay with y0uWhere stories live. Discover now