Bagian 25

97 3 0
                                    

Reno masih diacuhkan oleh orangtuanya karena mereka belum tau kalau Reno telah putus dengan Vian.
______________________________________

Keesokannya adalah hari terakhir Reno berlatih untuk persiapan pertandingan.

Reno tidak mengikuti pelajaran karena hal itu.

"Hm, ga ada anjing disini sepi juga" ucap Gibran melihat kursi Reno yang hanya ada tasnya.

Pelajaran dimulai, namun Gibran merasa sangat ngantuk dan lesu. Dia menghampiri ibu guru yang ada di depan kelas.

"Maaf Bu..."
"Ada apa Gibran?"

"Saya izin mau ke UKS"
"Loh kamu kenapa?"

"Saya diare buk, saya juga izin mau ke toilet"
"Oh, iya sana cepet nanti keburu keluar itu anunya"

Dengan mudahnya Gibran menipu guru, dia akting memegangi perut dan pantatnya layaknya orang kebelet.

Gibran berlari menuju UKS dia langsung berbaring dan tertidur dengan tenang dan nyaman.

Tiba tiba ada guru datang membawa seseorang memasuki ruang UKS.

Gibran tidak melihat siapa yang dibawa guru tadi tapi dia sedang diperiksa oleh dokter di ruang sebelah.

'siapa dia?' batin Gibran mengintip di sela gorden.

Dia adalah Vian, memakai pakaian olahraga. Sepertinya sebelum Vian berolahraga, mesti diperiksa dulu oleh dokter.

'kemarin habis sakit kok mau ikut olahraga??' Gibran menguping di sela gorden, dipergoki oleh guru yang mengantarkan Vian ke UKS.

"Gibran kamu ngapain?!!"
"Uwaa... suprise! Anu buk saya sakit" ucap Gibran kaget sangat estetik.

"Sakit apa? Lapar??"
"Ngantuk hahah"

Ibu guru meliriknya heran.
"Sana ke kelas, kalau mau tidur ya tadi gausah berangkat!"

"Eh..iya ibuuuu, Vian kenapa buk?"
"Gapapa dia cuma diperiksa kondisinya, karena dia belum punya nilai jasmani"

Gibran mengangguk lalu menggandeng tangan Vian mengantarkan ke lapangan, sekaligus mau liat Reno latihan.

Saat tiba di lapangan, Reno sedang pemanasan. Dia kaget melihat Gibran dan Vian berjalan menuju tengah lapangan.

Reno menghampiri Gibran yang menarik tangan Vian. Dia menepiskan.

"Kamu mau olahraga? Emang gapapa?" Tanya Reno ke Vian, namun Vian hanya diam. Dia menundukkan kepala.

Vian menyingkirkan tangan Reno yang ada di pundaknya, dia langsung menghampiri teman yang lain.

"Kayanya gapapa" ucap Gibran menepuk pundak Reno.

"Tapi ntar kalau dia kenapa kenapa gimana? Gw ga mau dia sakit" Reno melihat Vian yang berjalan menjauhinya menuju teman yang lainnya sedang pemanasan.

"Gw pengen mantau Vian, tapi gw tadi udah kena omel suruh ikut pelajaran"

"Yaudah sana, gw mau latihan sekalian bisa mantau Vian kalau dia kenapa kenapa" Reno mendorong tubuh Gibran menyuruhnya masuk ke kelas.

"Oke gw pergi dulu, yang semangat ren!!"
"Oke!!"

Reno latihan dengan penuh antusias, sesekali dia melihat Vian untuk memastikan keadaannya.

Reno melihat Vian penuh keringat, namun nampak Vian senang dia menunjukkan senyumannya ke guru penjas yang mengajar.

"Reno! Ayo ke aula, kita ambil peralatan!" Ajak pak guru merangkul pundak Reno.

I Stay with y0uWhere stories live. Discover now