•13• Massa Jenis

Start from the beginning
                                    

Freeza menarik pundak Jayden lalu membalikkan tubuhnya dan sekarang ia yang duduk di atas perut Jayden. Ia membalas perlakuan Jayden tadi, memukulinya lebih banyak dan lebih keras dari yang Jayden berikan.

Denu memukuli lawannya secara membabi-buta. Selain permasalahan Loridz dan Wirdzone, ia juga memiliki masalah pribadi dengan lawannya ini, Jack Megantara.

"Mati lo anjing!" teriak Denu marah.

Dia benar-benar kehabisan kesabarannya. Dari sini ia seperti mendapatkan kesempatan untuk memukuli Jack. Menumpahkan kemarahannya selama ini.

Jack sudah mulai lemah dipukuli oleh Denu. Darah segar sudah keluar dari kedua lubang hidungnya karena tadi Denu sempat memukul tulang hidungnya hingga terdengar bunyi seperti ada yang patah.

"Gue nggak akan mati, Den. Gue gak akan mati sebelum lo mau membuka mata dan hati lo buat nerima gue dan mama." Jack tidak membalas sama sekali pukulan dari Denu yang semakin lama semakin keras saja.

"Nggak usah mimpi, Jack. Semua itu mustahil. Sampai kapanpun gue nggak akan nerima kalian jadi bagian hidup gue. Gak sudi!"

Berbeda dari yang lainnya, Arsen, Rivan, dan David justru saling memukuli padahal mereka itu bersahabat. Mereka sama-sama dari Wirdzone dan sama-sama bersekolah di SMA Renvarica.

Entah apa yang menyebabkan mereka saling memukul seperti itu. Tidak ada yang mengetahuinya karena yang lain juga sibuk melawan.

"Mati lo berdua! Gue benci kalian!" murka Arsen. Dia memukuli dua temannya sekaligus.

"Bunuh gue aja, Sen. Bunuh! Lo bakal puas, 'kan?" sentak Rivan.

"Jelas gue puas! Beban kayak kalian emang harus dimusnahin!"

David tidak tinggal diam, dia membalas pukulan Arsen sekeras-kerasnya dan juga berulang. Dengan melihat wajah Arsen saja seolah mampu membuat emosinya bergejolak.

"Lo boleh pukul gue, tapi jangan pukul Rivan, Sen!" teriak David.

Mereka bertiga memang memiliki sekelumit masalah yang tidak diketahui oleh anggota Wirdzone lainnya, sekalipun itu Zaidan dan Arvin selaku ketua dan wakil ketua gengnya.

Freeza berlari mengejar Jayden yang berlari ke lantai dua dan kembali menaiki tangga ke lantai berikutnya sampai berada di lantai lima.

Mereka kembali saling memukul. Jayden yang saat ini daya tahan tubuhnya sedikit lemah juga wajahnya sudah mulai memucat dengan darah segar yang keluar dari hidungnya.

Jayden memang tidak sesehat yang orang-orang kira, lelaki itu mengidap penyakit hemofilia.

Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah yang diturunkan ibu ke anak laki-laki. Faktor-faktor pembekuan darah di dalam plasma darah dilambangkan dengan angka romawi, contoh: Faktor VIII: Faktor Delapan dan Faktor IX: Faktor Sembilan.

"Sampai kapan pun ... Adel bakalan selalu ada di pihak gue. Lo gak usah berharap lebih, Za. Semuanya udah jelas kalau Adel sukanya sama gue," ucap Jayden meremehkan Freeza.

"Anjing, lo!" Freeza benar-benar murka mendengar ucapan Jayden. Dulu, saat ia mengagumi sosok Aira, menyukainya dalam diam, Jayden juga menyimpan rasa yang sama kepada Aira. Dan sekarang, saat ia ada niatan ingin melindungi adik dari temen seangkatannya itu, Jayden juga memiliki niat yang sama.

Freeza mendorong Jayden ke dinding pembatas. Bisa dibilang inilah ruang terbuka di markas ini. Sekali lagi saja ia mendorong Jayden, bisa jatuh laki-laki itu ke bumi.

Suara derap langkah orang yang berlari mendekati mereka membuat Freeza berbalik ke belakang. Rendra—teman satu gengnya Freeza—ternyata mengikuti mereka berdua ke lantai teratas ini.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now