Like A Flowing Wind : Friendship

127 32 3
                                    

Jafni dikejutkan dengan kehadiran Lia di ambang pintu ketika dirinya membuka pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jafni dikejutkan dengan kehadiran Lia di ambang pintu ketika dirinya membuka pintu. Mata sipitnya terbelalak melihat Lia yang tanpa diduga hadir. Di mata pria itu, gadis bernama Lia selalu memukau pandangannya.

"Lia?!" Sapaan yang terdengar seperti pertanyaan keluar dari mulut Jafni. "Loh, ngapain ke sini? Mau ketemu Brian?!"

Saat ini Jafni masih tinggal di rumah Brian bersama Surya. Ini mungkin hari terakhir mereka karena Sera akan pulang malam ini. Jafni masih tidak bisa berpikir, untuk apa Lia ke rumah Brian? Ekspresi paniknya tak bisa di tutupi.

Lia menggeleng melihat Jafni yang salah tebak. "Mau ketemu adiknya. Bukan Bang Brian!" Bantah Lia. Gadis itu berjinjit sedikit untuk melihat keberadaan Lala. "Lala katanya nginep di sini. Bener, kan?"

Mengetahui bukan untuk bertemu Brian, Jafni segera memberi jalan. "Ada di dalam, cantik. Masuk, yuk."

Akhirnya Lia masuk ke dalam rumah Brian. Di ruang TV, ada Surya yang sedang menonton film sambil bersadar ke sisi sofa. Menyadari keberadaan Lia, pria itu langsung menegakan tubuhnya. Lia tersenyum sebagai sapaan.

"Loh, ada Lia toh." Celetuk Surya. "Mau ketemu Lala, ya?"

"Iya, Bang." Jawab Lia singkat sambil menyelipkan senyum.

Surya mengganti pandangannya kepada Jafni. "Masih pengen buru-buru pulang nggak sekarang?"

Pria jangkung berambut pirang itu tertawa hambar. Pagi hari Surya dan Jafni berdebat. Jafni ingin mereka pulang di siang hari. Sedangkan Surya ingin pulang saat Sera tiba untuk mengucapkan terimakasih terlebih dahulu. Keduanya berselisih karena statusnya Jafni berencana ikut pulang memakai mobil Surya.

Sosok yang dinanti-nanti mucul. Lala datang ke ruang tv bersama Brian dengan semangkuk mie yang mereka pegang masing-masing. Mendapati kehadiran Lia, Lala sedikit terperanjat. Namun ia masih bisa mengontrol ekspresinya dan perempuan itu menyambut sahabatnya dengan hangat.

"Eh, Li! Tau dari Davin ya gue di sini?" Tebak Lala.

Lia menggeleng. "Tau dari Wildan."

Mendengar nama Wildan di sebut, Lala langsung terdiam. Celaka, Lala takut Lia salah paham lagi dengan apa yang terjadi.

Meski sedang ngambek, Lala masih tetap mengkhawatirkan keadaan Davin. Tanpa menjelaskan apapun, ia menyuruh Wildan untuk mengecek kondisinya. Tapi mungkin Lia –yang notabenenya menyukai Wildan- akan salah paham. Dimana Lala terkesan sudah tidak memprioritaskan Lia sebagai sahabatnya dan malah memilih untuk menyuruh Wildan untuk bergerak.

Lagipula simple saja. Lala sengaja memilih Wildan karena masih etis bilamana Wildan –yang seorang laki-laki- menghampiri Davin yang seorang diri di rumahnya. Bilamana Lia yang menghampiri, nanti apa kata tetangga?

Lala berkilah, "gue baru aja mau ngabarin lo kalo gue di rumah Bang Brian. Eh, lo keburu ke sini."

Lia tertawa karena mengetahui kebohongan sahabatnya. "Lo nggak ngabarin gue juga nggak apa-apa sih, La. Yang penting lo sehat."

The Book Of Us : Lala & Davin Story | DAY6Where stories live. Discover now